Ahad 14 Jan 2018 09:48 WIB

Data Kepolisian Sebut Islamofobia di Kanada Menurun

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
PM Kanada Justin Trudeau
Foto: EPA
PM Kanada Justin Trudeau

REPUBLIKA.CO.ID,  TORONTO -- Kanada selama ini dikenal sebagai negara yang mendukung imigrasi Muslim. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau dengan terang-terangan menyebut pintu Kanada selalu terbuka untuk imigran.

Ia bahkan menerima puluhan ribu pengungsi dan menjemputnya sendiri. Meski sikap pemeritah yang positif, penduduknya tidak selalu demikian.

Dilansir Aljazirah, Sabtu (13/1), Badan Statistik Nasional Kanada menyebut kejahatan kebencian di Kanada mengalami peningkatan sejak 2013. Pada 2016, jumlahnya mencapai 1.409 kasus.

Meski demikian, kejahatan kebencian terhadap Muslim mengalami penurunan kasus. Menurut data kepolisian, Muslim menderita 139 kejahatan kebencian pada 2016, lebih sedikit 20 kasus dari tahun 2015.

Serangan paling kontroversial terjadi saat pria bersenjata menewaskan enam pria Muslim di Pusat Kebudayaan Islam Quebec. Insiden terjadi pada 29 Januari. Sejumlah lain mengalami luka-luka.

Insiden di Quebec ini menjadi yang paling parah. Peningkatan sentimen anti-Muslim cukup terasa di sana. Quebec menjadi salah satu wilayah yang menolak keberadaan Muslim.

Kebijakan cadar menjadi isu besar dalam pemilu federal Kanada pada 2015. Mayoritas penduduk di sana mendukung larangan cadar di acara-acara publik.

Pada Oktober lalu, Quebec meloloskan kebijakannya. Namun dua bulan kemudian kebijakan ditangguhkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement