REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam peperangan menghadapi orang-orang murtad sepeninggal Rasulullah maka 'Abbad bin Bisyir memikul tanggung jawab dengan keberanian yang tiada tara. Apalagi dalam pertempuran Yammah di mana Kaum Muslimin menghadapi bala tentara yang paling kejam dan paling berpengalaman dibawah pimpinan Musailamatul Kaddzab.
Abbad melihat bahaya besar yang mengancam Islam. Dia pun bersedia mati syahid di jalan Allah. Sehari sebelum perang Yamamah dimulai, Abbad mengalami mimpi yang tak lama.
Abu Sa'id al-Khudri menceritakan mimpi yang dilihat oleh Abbad. Cerita Abu Sa'id: Abbad bin Bisyir mengatakan kepadaku: Hai Abu Sa'id Saya bermimpi semalam melihat langit terbuka untukku, kemudian tertutup lagi. Saya yakin bahwa ta'birnya insya Allah saya akan syahid ujarku. Kemudian Abu Said mengatakan itu adalah mimpi yang baik.
Pada waktu perang Yamamah berlangsung, Abbad berseru kepada orang-orang Anshar, Pecahkan sarung-sarung pedangmu dan tunjukkan kelebihan kalian. Dia kemudian maju didampingi oleh 400 orang dari kelompok Anshar dan bertempur dengan gagah berani.
Maka segeralah menyerbu musuh dan mengiringkannya sejumlah empat ratus orang dari golongan Anshar hingga sampailah mereka ke pintu gerbang taman bunga. Mereka bertempur dengan gagah berani. Kemudian Abbad menemui syahidnya. Wajahnya hampir tidak dikenali karena penuh dengan bekas sambaran pedang.