Kamis 11 Jan 2018 00:23 WIB

Penyuluh Agama Diminta Sampaikan Islam Secara Utuh

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
penyuluh agama / Ilustrasi
Foto: Republika/mgrol96
penyuluh agama / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kementerian Agama akan bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk menangani terorisme atau pun radikalisme di Indonesia. Kemenag akan melibatkan ribuan penyuluh agama untuk mencegah tindakan terorisme.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dai Indonesia (PP IKADI), Prof Ahmad Satori Ismail berharap agar para penyuluh agama tersebut menyampaikan ajaran Islam yang menyeluruh, sehingga umat Islam tidak terjebak dalam tindakan terorisme.

"Jadi yang perlu dilakukan penyuluh agama itu bagaimana memberi pemahaman Islam secara menyuluruh. Bahwa Islam itu mengajak kita untuk tidak menyakiti orang lain," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (10/1).

Ia mengatakan, jangankan menyakiti orang lain, membicarakan aib orang lain saja tidak boleh dalam ajaran Islam. Apalagi menggunakan bom untuk menteror orang lain, Islam sangat mengutuk tindakan seperti itu.

"Jangankan menyakiti, membicarakan aib orang saja gak boleh. Apalagi ngebom orang, menteror orang," ucapnya.

Menurut dia, tindakan terorisme muncul pasti dikarenakan adanya sebab lain, seperti halnya masalah ekonomi dan problematika kehidupan lainnya. Sementara, ajaran Islam yang benar tidak pernah mengajarkan hal itu. "Namun sebenarnya yang lebih penting lagi bagaimana dalam dakwah ini menyeluruh. Apa sebab-sebabnya orang-orang ini melakukan teror, mungkin saja masalah ekonomi, masalah kehidupan mereka atau karena mereka terjepit," katanya.

"Nah itu yang seharusnya mencoba untuk menghilangkan hal-hal seperti itu," imbuhnya.

Ia mengatakan, para penyuluh agama memang harus melakukan pendekatan secara langsung kepada masyarakat, termasuk terkait masalah ekonominya. Karena itu, menurut dia, sebenarnya tantangan umat saat ini lebih berat dari sebelumnya. "Jadi tantangan kita ini tambah berat dalam berdakwah," katanya.

Prof Satori menjelaskan, sebenarnya jika mengetahui Islam secara baik tidak mungkin seorang muslim melakukan tindakan terorisme. Hanya saja, kata dia, ada beberapa orang yang memang menghadapi situasi-situasi tertentu, sehingga berbuat sesuatu yang keluar dari ajaran Islam.

"Hanya saja ada orang-orang tertentu yang mungkin disebabkan karena ajaran Islam dan situasi-situasi tertentu akhirnya membuat sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran syariat Islam," jelasnya.

Ia menambahkan, problematika kehidupan yang dihadapi umat Islam saat ini harus menjadi tanggung jawab bersama untuk diselesaikan, sehingga tidak ada yang terpengaruh dengan isu-isu terorisme. "Kalau mengerti ajaran Islam dengan utuh pasti dia tidak akan melakukan itu. Nah inilah kewajiban kita untuk memperbaiki sistem informasi kita kepada seluruh umat agar mereka tidak terpengaruh dengab isu-isu atau hasutan-hasutan," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Agama akan bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk menangani terorisme ataupun radikalisme di Indonesia. Kemenag menyiapkan ribuan penyuluh agama untuk mencegah tindakan terorisme tersebut.

"Ini saya sedang menjalin bekerja sama dengan BNPT. Dengan BNPT mereka kan ada program untuk penanganan terorisme. Nah mereka (penyuluh agama) dilibatkan sebagai pencegah yang paling terdepan di tingkat kecamatan," ujar Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Khoirudin kepada Republika.co.id, Rabu (10/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement