REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya masjid di Indonesia menjadi peluang untuk memacu ekonomi umat. Saat ini jumlah masjid mencapai 800 tersebar di wilayah DKI Jakarta.
Sekretaris Jendral Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DKI Jakarta, Diantri P Lapian mengatakan pihaknya akan menggerakan umat Islam dalam pemberdayaan ekonomi melalui UMKM berbasis masjid.
"Kami akan melakukan pendampingan bagi umat melalui UMKM berbasis masjid, bagaimana kita bisa memakmurkan masjid dengan UMKM, yang bisa dilihat dari sisi syariah sehingga bisa membangkitkan ekonomi umat juga," ujarnya di Masjid Al Faizin, Jakarta, Sabtu (23/12).
Menurutnya, membangun jaringan UMKM akan menumbuhkan semangat pemberdayaan ekonomi. Bahkan, nantinya akan ada aplikasi yang disiapkan akan membuat ratusan masjid terkoneksi.
"Masjid Al Faizin Jakarta Timur ini pertama kami kerjasama dan setiap bulan pelatihan di masjid. Sementara masjid di Jakarta Timur dulu, ke depan 2-3 masjid setiap bulan dan setiap masjid 20-30 UMKM," kata dia.
Pendampingan di masjid berupa bagaimana pembukuan accounting masjid, ekonomi fintech dan bisnis. Ia mengakui, selama ini ekonomi syariah menekankan finansial saja. Untuk itu, keberdaan MES akan mengaktifkan sektor rill.
Aplikasi Pangan Bantu Ekonomi Umat
Guna mendorong ekonomi umat, MES bekerja sama dengan sebuah platform, Etanee. Aplikasi yang menjadi alternatif solusi pengelolaan pangan di DKI Jakarta.
Head of Commercial & Corporate Strategy Etanee, Herry Nugraha mengatakan Etanee menjamin keamanan pasokan bahan pangan kepada konsumen.
"Kami berkolaborasi dengan rumah potong hewan (RPH) dan rumah potong hewan unggas (RPHU) yang sudah memiliki sertifikasi halal, memiliki nomor kontrol veteriner (NKV) dan menerapkan proses produksi yang baik atau good manufacturing veteriner (GMP)," kata dia.
Di rantai pasok makanan, lanjutnya, Etanee mengelola manajemen logistik dari petani di daerah hingga pengelolaan pasca-panen dan distribusinya. Dengan aplikasi ini, warga diklaim dapat membeli bahan pangan dengan harga lebih murah karena dipesan secara online dan hemat biaya distribusi.
"Bisa lebih murah 20 persen dari ritel modern," ujarnya.