Kamis 21 Dec 2017 11:25 WIB

Menag: Alquran Terjemah Bahasa Daerah Bantu Pemahaman Umat

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meluncurkan Alquran terjemahan bahasa daerah di Auditorium HM Rasjidi, Kementerian Agama, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (20/12). Tiga Alquran dan terjemah bahasa daerah yang diluncurkan Lukman, yaitu Alqur’an dan terjemah bahasa Melayu Ambon, Bahasa Bali, dan Bahasa Banjar.
Foto: Republika/muhyiddin
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meluncurkan Alquran terjemahan bahasa daerah di Auditorium HM Rasjidi, Kementerian Agama, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (20/12). Tiga Alquran dan terjemah bahasa daerah yang diluncurkan Lukman, yaitu Alqur’an dan terjemah bahasa Melayu Ambon, Bahasa Bali, dan Bahasa Banjar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin telah meluncurkan Alquran terjemah tiga bahasa daerah pada akhir 2017 ini, yaitu Alquran terjemah bahasa Melayu Ambon, Bali, dan Banjar. Hingga saat ini, setidaknya sudah ada 12 bahasa daerah yang dijadikan terjamahan Alquran di Indonesia.

Tahun depan, menurut Lukman, Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manjemen Organisasi (LKKMO), Badan Litbang dan Diklat Kemenag rencananya akan meluncurkan Alquran tiga bahasa daerah lagi.  Kemenag, kata dia, terus berupaya agar bahasa daerah bisa mendekatkan Alquran kepada sebagian masyarakat yang memang lebih dekat dengan bahasa ibunya.

Lukman berharap, Alquran terjemah bahasa daerah yang telah diterjemahkannya tersebut bisa membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang firman Allah. "Sehingga, harapannya tentu pemahaman kitab suci itu semakin baik di masyarakat kita," ujarnya usai acara peluncuran Alquran terjemah tiga bahasa daerah di Kantor Kemenag, Jalan Thamrin, Rabu (20/12).

Dikatakan Lukman, untuk menerjemahkan ke dalam bahasa daerah, tim menerjemahkannya melalui Alquran terjemah Indonesia dan juga dilengkapi dengan kitab tafsir, sehingga masyarakat bisa menangkap substansi dari ayat-ayat Alquran.

"Alquran diterjemahkan kepada bahasa apapun tentu akan menimbulkan keragaman penermajamahan karena setiap kita berbeda-beda. Seperti ilustrasi saya tadi. Jangankan kita yang tidak Bahasa Arab. Imam-imam besar kita seperti Imam Syafii atau Imam Hanafi dalam menerjemahkan sejumlah kosa kata Alquran juga tidak sama," kata Lukman.

Kendati demikian, menurut dia, perbedaan itu sebenarnya merupakan cara tuhan untuk menjelaskan kepada hambanya bahwa keragaman itu sengaja diciptakan untuk memberikan pilihan mana yang sesuai dengan konteksnya masing-masing.

Lukmam mengaku, dirinya belum mengetahui persis berapa eksemplar jumlah Alquran terjemah bahasa daerah itu yang akan diterbitkan. Yang jelas, kata dia, ada ribuan eksempar yang akan diterjunkan ke masyarakat.

"Tentu bagi masyarakat yang mau bisa menghubungi kami Puslitbang Kemenag dan kami akan memberikan ke perpuatakaan dan perguruan tinggi, dan pusat-pusat pengembangan bahasa. Jadi pihak-pihak yang memiliki fokus perhatian dan minat sangat tinggi untuk melestarikan bahasa-bahasa daerah," ujar Lukman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement