Rabu 20 Dec 2017 05:07 WIB

Toleransi Umat Islam di Yerusalem

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Yerusalem
Foto: RNW
Yerusalem

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —Sejarah mencatat, tidak ada satu pun orang Kristen atau orang Yahudi kala penaklukan oleh Umar dipaksa memeluk Islam.

Khalifah Umar bin Khatab mengajak para pemuka Yahudi dari Tiberia untuk ikut merestorasi kawasan Yerusalem. Bahkan, pria bergelar al-Faruq itu membolehkan 70 keluarga Yahudi Tiberia untuk menetap di Yerusalem. Menurut Karen Armstrong, baru di zaman Umar inilah kaum Yahudi melihat adanya harapan untuk hidup damai di Yerusalem.

Sejarah mencatat, tidak ada satu pun orang Kristen atau Yahudi kala penaklukan oleh Umar yang dipaksa memeluk Islam. Alih-alih pemaksaan, sang khalifah justru memerintahkan agar orang-orang taklukan, termasuk Yahudi, diberikan perlindungan dan keamanan, baik atas diri maupun harta benda mereka.

Selain itu, tentara Muslim juga dilarang menghalangi jalan masuk ke setiap gereja. Gubernur Yerusalem dilarang keras menyakiti orang-orang non-Muslim (kafir Dzimmi). Lantaran aturan yang ketat, tetapi penuh toleransi ini, tulis Karen Armstrong, kaum Kristen dari Nestorian dan Monofisit bahkan lebih menyukai Yerusalem di bawah kekuasaan Muslim, alih-alih Romawi Timur dahulu.

Setelah masa Khulafaur Rasyidin, kedamaian relatif masih menaungi Yerusalem. Pada 687 khalifah dari Dinasti Umayyah, Abdul Malik, memulai pembangunan Qubbat ash-Shakhrah (Dome of the Rock) di lokasi sebuah batu besar yang diyakini tempat berpijaknya Nabi Muhammad SAW sebelum menjalani Mi'raj ke Sidratul Muntaha.

Bagaimanapun, sang khalifah juga menghendaki Qubbat ash-Shakhrah sebagai daya tarik para peziarah yang datang dari pelbagai penjuru dunia ke Yerusalem. Empat tahun kemudian, kompleks ini selesai dibangun.

Demikianlah, hingga tutup era abad ketujuh Masehi, dunia menyaksikan Yerusalem yang relatif tenteram bila dibandingkan masa-masa sebelumnya. Islam terbukti hadir dengan membawa toleransi yang penuh penghormatan terhadap kepercayaan-kepercayaan lain di Yerusalem.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement