Rabu 11 Sep 2019 17:00 WIB

Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Yerusalem

Kota Yerusalem sempat menjadi pusat perdagangan dan ilmu pengetahuan.

Rep: Mozaik Republika/ Red: Agung Sasongko
Yerusalem
Foto: RNW
Yerusalem

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika Yerusalem berada dalam pemerintahan Islam, kota itu menjelma menjadi pusat perdagangan dan ilmu pengetahuan. Tak heran, bila di Yerusalem tersebar begitu banyak madrasah yang melahirkan sederet ilmuwan Muslim terkemuka.

Seorang pelancong Muslim, Nasruddin Khusraw pada tahun 1047 M sempat bertandang ke Yerusalem. Ia mencatat, Yerusalem telah mencapai kemajuan beberapa dekade sebelum berkecamuk nya Perang Salib. Menurut Nasruddin, pada era itu Yerusalem begitu makmur. Harga barang-barang begitu murah. Kotanya juga begitu indah berhiaskan pasar nan cantik dan gedung-gedung yang tinggi.

Baca Juga

Menurut Nasruddin, Yerusalem sudah memiliki sederet seniman dan setiap hasil karyanya memiliki pasar tersendiri. Jumlah penduduk kota itu pun terbilang begitu besar. Satu hal yang membuat Nasruddin terkagum- kagum, di kota itu ternyata sudah berdiri rumah sakit (RS) yang besar. RS yang dikelola dengan dana wakaf, menggratiskan biaya pengobatan pasien dan membayar dokter dengan gaji yang besar.

Nasruddin juga menuturkan, di kota itu juga berdiri asrama-asrama bagi para Sufi tinggal dan ber ibadah. Pada era keemasan Islam di Yerusalem, masjid tak hanya ber - fungsi sebagai tempat ber- ibadah, namun juga tempat mengembang - kan ilmu pengetahun dan kebudayaan Islam. Di sekitar Masjid Al- Aqsa berdiri sejumlah madrasah tempat para pelajar menuntut ilmu.

Beberapa madrasah yang berdiri di Yerusalem itu antara lain, Madrasah Farisiya yang dibangun Emir Faresuddin Albky. Selain itu ada pula Madrasah Nahriye, Nassiriya, Qataniya, Fakriya, Baladiya dan Tankeziya. Sejumlah wa nita asal Turki berada di bela kang pembangunan madrasah-madrasah yang berada di sekitar Al-Aqsa.

Menjamurnya madrasah di sekitar Al-Aqsa menandakan aktivitas perkembangan ilmu pengetahuan begitu menggeliat di Ye rusalem pada masa kejayaan Is lam. Pada abad ke-11 M, di bawah kekuasaan Dinasti Seljuk beragam aktivitas kebudayaan ber kembang di Yerusalem. Sejumlah sarjana dari Barat dan Timur ber tandangdan menetap di kota ini. Mereka ikut ambil bagian untuk memperkaya kehidupan kebudayaan.

Beberapa ilmuwan yang ikut mengembangkan aktivitas kebudayaan dan ilmu pengetahuan itu antara lain; Sha’afiite Nasir bin Ibrahim Al-Maqdisi (1096) yag mengajar di madrasah Nassriyya; Ata al-Maqdisi (Abu’l Fadl); serta Al-Rumali. Abu’l Farradj Abd Al- Waheed juga ber mukim di Yerusalem untuk menyebar kan Madzhab Hanbali di Yerusalem. Dia menulis Kitab al- Djawaher yakni tafsir Alquran.

Selain itu, be berapa ulama lainnya yang tinggal di Yerusalem seperti Abu Fath Nasr, pengarang sejumlah kar ya. Abu’l Maaly Al- Mucharraf merupakan ilmuwan besar Yerusalem yang menulis kitab Fadail al-Bayt Al-muqaddas wa Asakh ra. Kitab itu mengupas tentang kota beserta sejarahnya. Ulama se kaligus ilmuwan Muslim tersohor, Al-Ghazali (lahir 1058) juga bermukim di kota ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement