REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tingkat kenegaraan tahun 1439H/2017H ini dilangsungkan di Istana Bogor, Kamis (30/11) malam. Pimpinan Yayasan Al Fachriyah Habib Jindan Bin Novel Bin Salim Bin Jindan dalam uraian ceramahnya mengajak umat Islam menunjukkan ke dunia ini keindahan Islam di dalam bidang apapun.
Menurutnya, seorang mukmin dimanapun dia ditempatkan dan sebagai apapun, harus memberi manfaat. Sebagai presiden, ia mukmin, sebagai menteri, ia mukmin, menjadi pejabat, pedagang ia mukmin. Sebagai mukmin, di manapun ia memberi manfaat. Manfaat kepada semua, membantu dan memberi, menunjukan keindahan Islam di dalam profesinya. “Angkat citra Islam, bukan menjatuhkan citra agama Islam,” ujar Habib.
Habib menyampaikan, dalam jihad yang dijalankan, Rasulullah selalu berpesan untuk dilakukan dengan aturan, rahmat, dan kasih sayang. Ketika dalam peperangan, kepada para sahabat dan umat Islam, Rasulullah berpesan agar tidak menganggu wanita, anak-anak, tidak menganggu orang-orang yang sedang beribadat di kuil atau tempat ibadah mereka.
“Tidak boleh diganggu atau dirusak, serta tidak boleh mengganggu orang yang tidak berhubungan dengan peperangan,” ujarnya.
Habib berkisah, ketika sahabat Ali bin Abi Thalib yang ditunjuk sebagai panglima satu peperangan. Ali bertanya kepada Nabi, apa yang harus dilakukan. Rasulullah menjawab, ajaklah mereka kepada Islam. Habib menyampaikan ungkapan dan pesan Nabi, “Demi Allah, engkau mengajak satu orang ke jalan hidayah, lebih baik dari engkau bawakan aku harta rampasan perang ataupun kekuasaan sebuah negeri, itu bukan yang dicari, tapi aku ingin semua orang mendapatkan hidayah”.
Dilanjutkan Habib, ketika banyak para sahabat dan umat Islam gugur dalam peperangan, salah seorang dari sahabat mendatangi Nabi dan memintanya untuk mengutuk mereka yang telah memerangi umat Islam. “Nabi mengatakan, dalam situasi perang, aku diutus bukan sebagai tukang caci maki dan tukang laknat, itu bukan aku. Sekalipun dalam situasi perang, aku diutus sebagai rahmatan lil’alamin bagi alam semesta ini,” tuturnya.
Habib menyampaikan, agama Islam tidak dibela dengan makian, agama Islam tidak dibela dengan cacian, Agama Islam berjaya di bumi Indonesia ini, di semua tempat di penjuru dunia ini dengan rahmat, dengan kasih sayang, dengan kegigihan dan kesungguhan dalam menjalankan ajaran dan dakwah Nabi Muhammad SAW .
“Kita diperintahkan menjalankan amar ma’ruf nahi munkar, itu betul. Amar ma’ruf, yaitu mengajak memerintahkan manusia pada kebaikan dengan cara baik-baik. Nahi munkar, mencegah manusia dari kemunkaran juga dengan cara yang baik (ma’ruf), bukan kita amar ma’ruf dengan cara nahi munkar, atau nahi munkar dengan cara munkar, jadi dua munkar.
“Dalam menjalanlan amar ma’ruf nahi munkar, Nabi tidak pernah mencaci, mengatakan orang jahat selama-lamanya. Bahkan selama berdakwah, diuji, diteror, ditindas, diperangi, Nabi Muhammad tidak pernah mengeluarkan kata-kata kotor dan mengumpat. Rasulullah menampilkan keindahan Islam di dalam semua perilakunya.
Tampak hadir, Menkopolhukam Wiranto, Menag Lukman Hakim Saifuddin, sejumlah menteri Kabinet Kerja, Panglima TNI, pimpinan lembaga tinggi negara, duta besar negara-negara sahabat, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Walikota Bima Arya, dan sejumlah anak-anak yatim.