Rabu 29 Nov 2017 03:45 WIB

Menag Harap MUI Buat Modul Pelatihan Dakwah Wasathiyah

Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin memberikan sambutan saat pembukaan Rakernas MUI 2015 di Jakarta, Selasa (10/11) malam.
Foto: Republika/ Wihdan
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin memberikan sambutan saat pembukaan Rakernas MUI 2015 di Jakarta, Selasa (10/11) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi inisiator sekaligus eksekutor dalam proses implementasi misi implementasi Islam moderat (wasathiyah). Menurutnya, hal yang dapat dilakukan misalnya, membuat modul pelatihan dakwah wasathiyah bagi para dai -baik yang sering on air di media massa, atau yang off air di masjid dan majelis taklim.

“Setelah dilatih, para da’i diterjunkan secara sistematis dan terstruktur ke masjid-masid dan majelis taklim lainnya dengan pengawasan ulama senior,” ujar Lukman saat memberi sambutan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Majelis Ulama Indonesia (MUI) masa khidmat 2015-2020 di Bogor, Selasa (28/11) malam. Rakernas MUI tahun ini mengusung tema “Meneguhkan Peran MUI dalam Menerapkan Islam Wasathiyah dan Arus Baru Ekonomi Indonesia”.

Lukman berharap, modul pelatihan berisi tentang kearifan-kearifan, hikmah dan dimensi keluhuran budi yang diajarkan Islam, bukan materi yang dapat memperuncing persoalan khilafiyah. “Seandainya pun persoalan khilafiyah disampaikan dalam modul, saya harapkan hanya yang terkait dengan pengenalan terhadap keragaman pendapat, bagaimana cara mengkompromikan dan menyelesaikannya. Hal semacam ini biasanya dikenal dengan istilah fiqhul ikhtilaf,” katanya.

Hari ini, ujar Lukman, materi fikih dakwah yang berbasis pada fiqhul ikhtilaf menjadi sangat relevan, karena dunia dakwah beberapa dekade terakhir tidak hanya di negara ini  tapi di negara lainnya mengalami turbulensi disebabkan adanya model dakwah yang berbasis truth claim (klaim kebenaran).

“Kendati pengikut dan pengamal metode dakwah berbasis truth claim (klaim kebenaran) ini tidak besar, tapi efek dan dampak negatifnya sangat meresahkan masyarakat, dan pada titik tertentu bisa mengancam keutuhan bangsa,” ucapnya.

Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin menyampaikan, rakernas MUI ini dijadikan untuk melakukan penilaian-penilaian dalam merespons berbagai keadaan kekinian dan masalah yang berkembang saat ini untuk disikapi dan memberikan berikan pandangan kepada bangsa dan negara.

“Islam wasathiyah kita kembangkan tidak hanya secara nasional juga internasional, karenanya MUI terus melakukan kader-kader dai wasathiyah baik lokal dan internasional,” ujar Kiai Ma’ruf.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement