Rabu 29 Nov 2017 00:54 WIB

Dunia Akui Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Utusan Khusus Presiden Republika Indonesia Din Syamsudin  (Ketiga kiri) memberikan cendramata kepada  tamu  kehormatan dari Amerika Serikat Bruce Balter (Ketiga Kanan)  usai melakukan pertemuan di  Gedung Sekretariat Negara, Menteng, Jakarta (28/11).
Foto:

Tujuannya, agar para pemeluk agama di Indonesia bisa bersama-sama membahas masalah yang terjadi di Indonesia terutama keberagamaan umat. "Maka itu harus dimulai dari dalam negeri, harus tanamkan. Insy Allah Februari mendatang rembuk nasional tokoh-tokoh berbagai agama, bersama bahas masalah apa yang ada diantara kita, ada ganjalan di hati orang Islam, saudara kristiani disampaikan, dan untuk semua agama," ungkapnya.

"Duduk bersama, secara dialog dari hati ke hati. Dialog yang benar itu ada ketulusan, keterbukaan, kejujuran untuk memecahkan masalah. Jadi bukan hanya dialog, duduk-duduk, salam-salaman. Tapi ada masalah diantara kita, apa masalah kita, maka selesaikan pendekatan seperti itu, kalau yang moderat-moderat pada kumpul tidak ada masalah. Tentu yang mau, kalau tidak mauya tidak paksa," ucapnya.

Din menyakin, kegiatan dialog antar pemeluk agama merupakan salah satu cara alternatif untuk saling menghargai antar umat beragama. "Saya yakin dialog ini harus menjadi jalan dan menjadikekuatan, lalu Islam Wastiyah, karena ini sudah dilakukan oleh MUI dan ormas Islam, kita perluas lagi kawan-kawan yang punya pemahaman lain, dan saya yakin bisa. Maka kita baru promosikan ke luar negeri, wahai dunia Islam inilah Indonesia kebersamaan umat, Islam Wastiyah, Rahmatan Ilalamin," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pendidikan Islam turut membentuk harmoni keberagamaan dalam keberagaman masyarakat dunia, serta turut memajukan ilmu pengetahuan dan peradaban semesta.

"Pendidikan Islam adalah sarana melahirkan generasi yang berkeadaban dan berkemajuan, serta memuliakan agama sebagai nilai suci yang memanusiakan manusia," ungkapnya.

Hal tersebut sesuai dengan isi Deklarasi Serpong antara lain, setia mengamalkan sekaligus menggaungkan nilai-nilai Islam wasathiyyah yang rahmatan lil alamin. Menjunjung tinggi nilai ketuhanan, mengedepankanmartabat kemanusiaan, merajut persatuan, merawat kebersamaan, dan mempedulikankeadilan sosial dalam membangun peradaban.

Menolak setiap penyalahgunaan agama untuk kepentingan yang tidak sesuai dengan watak dasar dan tujuan agama itu sendiri. Mengajak seluruh elemen bangsa untuk memajukan pendidikan Islam sebagai solusi bagi tantangan zaman, sarana mewujudkan perdamaian dunia, dan upaya meningkatkan maslahat bagi umat manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement