Kamis 23 Nov 2017 17:08 WIB

Indonesia Tegaskan tak Buka Keran Impor Babi

Rep: Halimatus Sadiyah/ Red: Agus Yulianto
Daging babi mentah. (Ilustrasi)
Foto: EPA/DAVID HECKER
Daging babi mentah. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita memastikan, Indonesia tidak sedang membuka keran impor untuk daging babi. Hal itu, ia katakan, demi merespons pernyataan perwakilan Kamar Dagang Rusia Maria Matsuri yang menyebut negaranya telah mengajukan dokumen ke Kementerian Pertanian RI untuk mendapat persetujuan impor daging babi.

"Enggak ada. Enggak buka (impor)," ujar Enggar, di Auditorium Kementerian Perdagangan, Kamis (23/11).

Justru, kata dia, Indonesia sudah mengekspor daging babi ke Singapura. Kementerian Perdagangan mencatat, Pulau Bulan di Provinsi Kepulauan Riau merupakan daerah penghasil daging babi terbesar di Indonesia.

"Kita ekspor babi dari Pulau Bulan. Itu dari zaman dulu, zaman Pak Harto," ucapnya.

Keinginan Rusia untuk mengekspor daging babi ke Indonesia pertama kali disampaikan oleh Menteri Pertanian Rusia Alexander Tkachev pada Oktober lalu. Usulan Alexander itu justru sempat ditertawakan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengatakan, bahwa penduduk Indonesia tidak memakan daging babi.

Namun, baru-baru ini, perwakilan Kamar Dagang Rusia di Indonesia Maria Matsuri menyatakan, hal yang berbeda. Ia menyebut, Rusia sudah mengajukan dokumen ke Kementerian Pertanian pada Agustus lalu untuk mendapatkan persetujuan impor untuk daging babi dan daging sapi.

Rencana impor ke Indonesia ini didorong oleh lonjakan produksi daging babi yang diprediksi mencapai 20 persen di Negeri Beruang Merah tersebut. Persatuan Produsen Daging Babi Nasional Rusia memperkirakan, sampai akhir tahun mendatang produksi akan mencapai 4,2 juta ton. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam 25 tahun terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement