REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Keberadaan makam Sunan Kudus dan Sunan Muria menjadi berkah bagi masyarakat di Kabupaten Kudus. Makam dua tokoh Walisongo (penyebar Islam di tanah Jawa) ini menjadi potensi wisata religi yang mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya.
"Rata-rata, sebanyak 150 armada bus yang membawa rombongan wisata religi berkunjung ke Kabupaten Kudus, setiap hari libur akhir pekan," ungkap Bupati Kudus, H Musthofa, Selasa (7/11).
Dengan begitu, kata dia menjelaskan, sektor pariwisata ini mampu menggerakkan perekonomian warga setempat. Baik yang membuka rumah makan, berjualan souvenir, mereka yang menjajakan oleh-oleh dan lain-lainnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus terus membangun berbagai infrastruktur pendukung agar kunjungan wisatawan ke destinasi wisata religi yang ada di daerahnya tersebut semakin meningkat. Seperti pembangunan terminal wisata untuk meningkatkan kapasitas serta daya tampung kendaraan. Termasuk penataan sekaligus pembangunan kios-kios pedagang agar semakin terlihat cantik dan nyaman bagi pengunjung.
Ia juga menegaskan,Kabupaten Kudus selama ini mengandalkan potensi wisata religi ini selain wisata sejarah, wisata alam di Gunung Muria serta wisata budaya. Namun keberadaan makam dua tokoh Walisongo tesebut menjadi berkah tersendiri.
Sehingga Pemkab Kudus sangat mendorong pembangunan kepariwisataan di daerahnya. Sebab geliat ekonomi pun bangkit dari sektor ini.
Bahkan bukan hanya pedagang, namun juga jasa transportasi dan bisnis usaha kreatif sektor UMKM dan kuliner turut terangkat. "Sebab para peziarah atau wisatawan bisa membawa pulang oleh-oleh khas dari Kudus," ucap dia.
Pemkab Kudus juga hadir untuk memfasilitasi pembangunan ekonomi sektor pariwisata ini. Tujuannya untuk memberikan sambutan serta pelayanan yang terbaik bagi para tamu (wisatawan)yang berkunjung.
Musthofa juga menyampaikan, ekonomi masyarakat bisa terangkat karena filosofi gusjigang. Yakni sebuah filosofi yang diajarkan oleh Sunan Kudus atau Syekh Jafar Shodiq. Gusjigang sejatinya merupakan sebuah akronim dari bagus, ngaji dan dagang.
"Secara harfiah filosofi ini mengedepankan akhlak yang bagus, rajin mengaji dan pandai berdagang atau berwirausaha. Filosofi ini dijaga dengan baik sebagai motivasi bagi entrepreneur dalam suasana penuh persaudaraan dan toleransi," kata Musthofa.
Bagi Pemkab Kudus, lanjutnya, sektorapapun harus memberikan manfaat untuk masyarakat secara ekonomi. "Tak terkecuali dari sektor pariwisata yang kini sudah menjadi sebuah kebutuhan diera sekarang," imbuh Musthofa.
Foto kompleks Makam Sunan Muria, salah satu Walisongo yang merupakan penyebar agama Islam di Pulau Jawa, terlihat dari lereng Gunung Muria Kudus, Jawa Tengah, Jumat (12/8). (Foto: Antara/Yusuf Nugroho)