REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Tanwir I Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (NA) yang digelar sejak Kamis-Ahad (3-5/11) di Banjarmasih, Kalimantan Selatan, menghasilkan delapan keputusan. Delapan keputusan tersebut mereka sebut dengan manifesto Banjarmasin.
Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini mengatakan, delapan keputusan tersebut antara lain NA berharap adanya zero stanting dengan gerakan pemenuhangizi nasional pada perempuan dan anak. Selain itu, NA juga mengecam keras maraknya praktik traffiking online dimana perempuan dijadikan sebagai objek.
"Hentikan penayangan iklan rokok sebagai wujud komitmenselamatkan keluargamu dari asap rokok," kata Diyah, Ahad (5/11).
Keputusan lainnya, NA mengingatkan agar perempuan dan anak mewaspadai informasi hoax yang semakin tak terkendali. NA juga mendorong pemenuhan kuota minimal 30persen perempuan di ruang publik.
Diyah juga menyampaikan, agar perempuan dan anak mendapatkanperlindungan serta penegakan hukum selaku korban kejahatan dan kekerasan. Tanwir yang mengusung tema Perempuan Muda Berkemajuan untuk Keadilan Sosialitu dalam keputusannya juga memberikan perhatian terhadap isu narkoba.
"NA mengajak kepada semua elemen masyarakat agar bergerakmenghentikan peredaran narkoba, khususnya bagi keluarga muda produktif. Stopjuga korupsi," ujar Diyah.
Diyah mengatakan, Tanwir I dengan tema yang dipilih merupakan bentuk perhatian NA terhadap perempuan Indonesia. NA inginmenyuarakan kepentingan perempuan terkait akses dan kebijakan yang dinilaimasih memperihatinkan.
Tanwir I NA dihadiri oleh berbagai tokoh nasional sepertiKetua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Zulkifli Hasan, Menteri Agama,Lukman Hakim Saifudin dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.