Kamis 04 Sep 2025 16:31 WIB

Haedar Nashir: Kader Nasyiatul Aisyiyah Harus Teguhkan Persatuan, Akhlak, dan Berilmu

Nasyiatul Aisyiyah terus berperan strategis dalam membangun peradaban bangsa.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyampaikan pidato dalam Tanwir II PP Nasyiatul Aisyiyah yang digelar di Kota Serang, Banten, pada Kamis (4/9/2025).
Foto: ist
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyampaikan pidato dalam Tanwir II PP Nasyiatul Aisyiyah yang digelar di Kota Serang, Banten, pada Kamis (4/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyampaikan pesan kepada Nasyiatul Aisyiyah (Nasyiah) dalam pembukaan Tanwir II di Kota Serang, Banten, pada hari ini. Ia mengimbau seluruh kader organisasi otonom (ortom) Persyarikatan itu agar terus menanamkan dan mempertahankan nilai-nilai kebajikan.

Sejak berdirinya pada 1931, Nasyiatul Aisyiyah memiliki tiga nilai utama. Menurut Haedar Nashir, ketiga nilai itu mesti terus dijaga dan diamalkan kader dalam upaya memajukan bangsa.

Baca Juga

Pertama, pentingnya persatuan. Haedar mengingatkan, dalam berbagai peristiwa besar, termasuk masa penjajahan, Nasyiatul Aisyiyah bersama dengan Muhammadiyah dan 'Aisyiyah selalu mengedepankan nilai persatuan bangsa.

“Maka, ide persatuan saat itu menjadi sebuah ide besar untuk membawa kita menjadi negara merdeka,” ujar Haedar Nashir di Kota Serang, Banten, Kamis (4/9/2025).

Kedua, lanjut Haedar, nilai akhlak. Seluruh kader Nasyiatul Aisyiyah (NA) diharapkan berperan aktif dalam membangun budi pekerti luhur. Menurutnya, tanpa akhlak yang kuat, bangsa tidak akan bisa berdiri tegak maupun maju.

“Membangun akhlak untuk masa depan sangat penting, dan di sinilah Nasyiatul Aisyiyah dapat berperan membangun akhlak. Artinya, membangun akhlak dan agama itu jangkapanjang dan berkelanjutan,” jelasnya.

Ketiga, ia mengajak seluruh kader NA untuk terus memperdalam ilmu agama sebagai fondasi kehidupan. Guru besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu menegaskan, Persyarikatan menjalankan gerakan keagamaan, bukan politik. Hadirnya Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk memperkuat akhlak, nilai agama, serta muamalah keduniaan.

“Agama harus terus kita pelajari, harus dihayati, dan menjadi way of life kita agar inilah yang dapat membingkai kita dari seluruh aspek kehidupan yang bernilai,” imbuhnya.

Melalui tiga pesan utama ini, Nasyiatul Aisyiyah didorong untuk terus meneguhkan komitmennya sebagai organisasi perempuan muda yang berperan strategis dalam membangun peradaban bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement