Senin 23 Oct 2017 13:10 WIB

Muslim Kanada Terus Perjuangkan Hak

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Agung Sasongko
Muslim Kanada
Foto: www.patdollard.com
Muslim Kanada

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Dewan Wanita Muslim Kanada (CCMW) berkumpul untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 35. Kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka menemukan tekad baru setelah undang-undang netralitas agama Quebec yang baru saja diloloskan.

"Saya harus melihat wajah Anda, dan Anda harus melihat saya," kata perdana menteri Quebec tentang undang-undang netralitas agama baru, dikutip dari CBC News Senin (23/10).

CCMW menutup perayaan akhir pekannya di Toronto dengan Women Who Inspire Awards, yang akan menghormati delapan wanita Muslim dari berbagai negara di berbagai bidang.

"Ini benar-benar menyoroti pekerjaan yang dilakukan wanita Muslim di luar sana," kata Tahmena Bokhari, seorang pekerja sosial berbasis di Toronto yang termasuk di antara para pemenang. "Kami menyentuh kehidupan begitu banyak orang dalam berbagai profesi dan bidang yang kami hadapi."

Hanya beberapa hari setelah Majelis Nasional Quebec mengeluarkan RUU 62 yang kontroversial, yang secara efektif akan memaksa wanita Muslim yang mengenakan niqab atau burqa untuk mengungkap wajah mereka saat menggunakan layanan publik. Panitia mengatakan bahwa pembicaraan pada pertemuan tahun ini cenderung berfokus pada tantangan yang masih ada dihadapi wanita muslim

"Kami tahu bahwa kami berada dalam waktu yang sangat istimewa dan kami memainkan peran khusus. Kami mengerti ini adalah tanggung jawab besar untuk menjadi suara bagi wanita Muslim di Kanada." kata juru bicara CCMW, Nina Karachi-Khaled. 

Ibu Karachi-Khaled adalah anggota CCMW ketika organisasi tersebut didirikan pada tahun 1982, dan dia menyaksikan tantangan yang dihadapi oleh wanita Muslim yang berkembang selama 35 tahun terakhir.

Dalam banyak hal, dia mengatakan bahwa masalah yang dihadapi masyarakatnya saat ini lebih menantang daripada sebelumnya, termasuk rasisme, politik AS, dan yang terasa seperti penargetan wanita Muslim yang tidak proporsional oleh minoritas yang kecil namun vokal.

"Kami berjuang untuk diakui, kami berjuang untuk didengar, kami memperjuangkan keadilan." katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement