REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hari Santri Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Oktober, belakangan ramai diperingati oleh masyarakat. Sebab unsur santri memiliki banyak relatifitas dengan kehidupan bermasyarakat bahkan bernegara di Indonesia. Santri dan para ulama banyak terlibat dalam bermasyarakat bahkan sejak negara ini belum merdeka. Bahkan tidak sedikit kontribusi para santri dan ulama dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia hingga perjuangan mengisi kemerdekaan melalui pembangunan akhlak dan budaya.
Lembaga Dakwah Islam Indonesia atau LDII sebagai salah satu ormas Islam yang ikut memaknai Hari Santri Nasional tahun 2017 ini dalam wujud nyata pembinaan akhlak dan budi manusia Indonesia terutama untuk membangun jiwa yang bertaqwa.
Bertempat di Masjid Baitul Hasan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) kota administrasi Jakarta Selatan menggelar acara Halaqah Kubro Tahfidz Alquran. Acara ini merupakan salah satu program pembinaan generasi penerus yang jadi fokus dari lembaga ini. Khususnya dalam mencetak para penghafal Alquran.
Acara yang terlaksana secara sukses pada Sabtu (21/10) dihadiri dan dibuka oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) kota administrasi Jakarta Selatan, KH. Nawawi Hakam,Lc. Menurutnya ada peningkatan yang baik dari para penghafal Alquran ini sejak ia membuka secara resmi kegiatan Tahfidz Alquran di lingkup DPD LDII Jakarta Selatan, pada 14 Juni 2015 lalu.
”Alhamdulillah bersyukur sekali dengan adanya kegiatan ini, pencapaian para tahfidz Quran yang dibina DPD LDII Jaksel ini telah terlihat hasilnya, sejak saya buka beberapa tahun lalu. Kelak saya harapkan bisa ada peningkatan hingga 30 juz hafalannya. Ini jelas membanggakan terutama bagi para orang tua dari hafidz Quran , kita semua patut bersyukur, ” ungkap Nawawi dalam keterangan tertulisnya.
Ketua DPD LDII kota administrasi Jakarta Selatan, H.Noor Rachmat juga menjabarkan bahwa acara ini bertujuan memotivasi dan mengevaluasi hafalan Alquran dicapai oleh para santri. "Peserta Halaqoh Kubro kali ini berjumlah 400 santri dari perwakilan majelis taklim yg dibina oleh PC DPD LDII kota administrasi Jakarta Selatan di sejumlah kecamatan kota. Tentu kita semua berharapkan agar acara ini terus mengalami peningkatan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas para tahfidz" tambahnya.
Kyai Haji Ahmad Saebani selaku Ketua Program Tahfidzul Quran menambahkan bahwa kegiatan berkumpulnya para tahfidz ini bisa untuk pengalaman semua majelis taklim sehingga memiliki semangat yang sama dalam mensukseskan program tahfidzun Alquran ini, yang diyakininya akan dapat memberikan kontribusi yang positif khususnya bagi kebaikan akhlak generasi penerus Indonesia ke depannya.
"Sampai sejauh ini, kita terus fokus dengan adanya acara - acara semacam ini. Terutama hal ini untuk membina kids jaman now ( sebutan yang lagi trend untuk kalangan usia abg) agar terisi dengan hal-hal yang positif. Tentu saja karena mereka adalah calon penerus bangsa" tegas Syaebani. Saat ini DPD LDII kota administrasi Jakarta Selatan sendiri menaungi 600 santriwan santriwati dari rentang usia SD hingga SMP untuk program tahfidzun Al Quran, yang dibina secara intensif oleh 100 guru tahfidz AlQuran.