REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Manado, Sulawesi Utara, Rustyawati, mengatakan produk halal yang dijual pelaku usaha ritel memberikan kontribusi dalam menyokong sektor pariwisata. "Kita menggugah dulu dengan terus memberikan sosialisasi, kemudian kita lihat lagi bagaimana tingkat kepatuhan, kepedulian, atau pengetahuan mereka soal produk halal," katanya di Manado, Senin (16/10).
Pengetahuan dan pemahaman tentang produk halal itu, kata dia penting diketahui mereka karena dikhawatirkan produk yang dijual tidak akan dilirik konsumen karena mengabaikan sisi halal. Apalagi, katanya, saat ini provinsi berpenduduk lebih dari 2,5 juta jiwa itu terus menggenjot sektor pariwisata sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Sangat disayangkan kalau tidak ada konsumen yang melirik produk yang dijual akibat tidak memperhatikan sisi halalnya. Karena itu, sosialisasi produk halal yang terus kita lakukan tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan pelaku usaha ritel," ujarnya.
Ia mengakui saat ini undang-undang tentang jaminan produk halal belum diimpelementasikan, namun persiapan-persiapan sebelum peraturan itu diterapkan sudah mulai dilakukan.
"Ketika industri pariwisata maju maka wisatawan lokal dan dari berbagai belahan dunia akan datang ke daerah ini, nah produk halal itu menjadi penting diperhatikan," katanya.
BPPOM Manado akan terus berkoordinasi dengan instansi teknis seperti Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, untuk memastikan bahwa pelaku usaha ritel menjual produk-produk halal di pasar maupun swalayan.
"Kalau pariwisatanya maju tentu akan memberikan imbas positif bagi perekonomian daerah, dan pada akhirnya juga kesejahteraan masyarakat akan lebih meningkat," ujarnya.
Dibukanya penerbangan langsung dari sejumlah kota di Tiongkok, seperti Guangzhou, Changsa, Wuhan, Shanghai, Shenzen, Chongqing, Chengdu, dan Kunming, ke daerah itu sejak Juli 2016 membuat arus kunjungan wisatawan terus meningkat ke Sulut.