REPUBLIKA.CO.ID, TANGSEL – Allah SWT menegaskan dalam Alquran Surat Al-Anfal (8) ayat 60, yang artinya, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berpegang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedang Allah mengetahuinya….”
Rasulullah SAW memerintahkan kaum Muslimin agar mengajari anak-anak mereka berkuda. Seperti ditegaskan dalam hadits Rasulullah SAW berikut ini, “Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dewasa ini banyak sekolah Islam yang mengajari siswanya kemampuan memanah. Pameran Buku Islam (Islamic Book Fair) dan Pesona Ramadhan Lombok, misalnya, memberikan kesempatan kepada para pengunjung untuk belajar memanah.
Sejumlah tokoh nasional, termasuk para pendakwah, belakangan juga rajin berkuda. Salah satu di antaranya Pimpinan Majelis Az-Zikra Ustadz Muhammad Arifin Ilham.
Menurut Ustadz Sufian Noor Abdullah, salah satu hikmah ayat Alquran dan hadits di atas menyuruh kaum Muslimin agar selalu mempersiapkan kekuatan diri, antara lain melalui latihan berkuda dan memanah. “Berkuda dan memanah itu banyak sekali manfaatnya,” kata Ustadz Sufian saat mengisi Tabligh Akbar Shubuh di Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ) Bintaro, Tangerang Selatan (Tangsel), Ahad (1/10).
Berkuda itu membuat fisik seseorang jadi kuat. “Orang yang rajin berkuda secara teratur kekuatan fisiknya bisa delapan kali orang biasa,” ungkap Sufian.
Berkuda juga bisa menyembuhkan stroke. “Berkuda bisa mengobati orang yang terkena stroke maupun gejala stroke,” kata Sufian yang hobi berkuda dan memiliki 25 ekor kuda.
Ia lalu mengisahkan pengalamannya saat mengisi pengajian di Kelantan, Malaysia. “Ada jamaah pengajian saya yang sudah satu tahun terkena stroke, dan sudah berobat ke beberapa rumah sakit, tapi tidak juga sembuh. Suatu hari ia mencoba terapi naik kuda. Ternyata hanya lima kali, dia sembuh total,” tuturnya.
Kisah yang kurang lebih sama terjadi di Malang, Jawa Timur. Ada seseorang yang mengalami stroke. Setelah terapi naik kuda enam kali, ternyata ia bisa sembuh. “Karena itu, ada sebuah masjid di Malang yang ta’mirnya sengaja mengembangkan kegiatan berkuda untuk anak-anak,” paparnya.
Sufian menambahkan, berkuda juga bisa menyembuhkan autis. “Di Semarang ada contoh kasus seorang anak yang autis. Setelah melakukan terapi berkuda 6-7 kali, penyakit autisnya sembuh. Di Kelantan, dokter spesialis anak dan dokter spesialis tulang memberikan terapi anak-anak yang terkena autis dengan terapi berkuda,” paparnya.
Sufian lalu menyebut contoh mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad. Saat ini usianya sudah 80 tahun lebih. Namun ia masih sehat wal afiat. “Salah satu olahraga Mahathir adalah polo (berkuda),” tuturnya.
Sultan Brunai Hassanal Bolkiah usianya sudah 74 tahun. “Namun kesehatan dan kebugaranya seperti orang yang berusia 50-60 tahun. Hal itu antara lain karena beliau rajin berkuda,” paparnya.
Sekretaris Yayasan Masjid Raya Bintaro Jaya Tangsel, Herry Andri Yanto mengatakan Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ) rutin mengadakan kajian setiap hari. Kajian pada hari Senin-Jumat, ba’da Maghrib, dengan tema tertentu dan nara sumber rutin (terjadwal). Sedangkan kajian pada Sabtu dan Ahad diadakan ba’da Shubuh, dengan mengundang nara sumber dari luar, yang umumnya merupakan tokoh nasional.
Herry mengungkapkan, Masjid Raya Bintaro Jaya berupaya menjadi lokomotif bagi masjid dan masyarakat di sekitar Bintaro Jaya, khususnya ring I dan ring II. “Untuk itu, kami membentuk Forum Silaturahmi (Forsil) dengan masjid-masjid yang ada di Bintaro dan sekitarnya. Kami juga membentuk pokja-pokja agar MRBJ bisa menjadi pencontohan bagi masjid-masjid lain di Bintaro dan sekitarnya,” ujarnya.
Salah satu kegiatan utama di MRBJ adalah Gerakan Pemuda Shubuh (GPS) yang menggerakkan masyarakat, khususnya para pemuda, di Bintaro dan sekitarnya untuk melaksanakan shalat Shubuh berjamaah di masjid. “Alhamdulillah, jumlah jamaah shalat Shubuh di MRBJ pada hari Senin-Jumat rata-rata 8-10 baris (shaf), sedangkan pada hari Sabtu dan Ahad sekitar 15 baris, sehingga masjid penuh,” ujar Herry Andri Yanto.