REPUBLIKA.CO.ID, TANGSEL -- Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ) yang berlokasi di Jalan Maleo Raya, Bintaro Jaya Sektor IX, Tangerang Selatan (Tangsel), merupakan salah satu masjid yang makmur. Selain shalat fardhu berjamaah yang dipimpin oleh imam yang seluruhnya hafizh Quran, MRBJ juga rutin mengadakan kajian Islam setiap hari ba’da Shubuh. Pendek kata, tiada hari tanpa kajian Islam di MRBJ.
“Setiap ba’da Shubuh MRBJ mengadakan kajian Islam dan tasmi’ Alquran oleh imam yang semuanya merupakan hafizh Quran,” kata Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ) Bambang Suprihadi, Kamis (21/9).
Ia mengemukakan hal tersebut kepada Republika.co.id di sela acara Kajian Shubuh Mengupas Buku “3X3=9 Prinsip Mengelola Organsisasi Nirlaba” bersama Erie Sudewo (pendiri dan direktur pertama Dompet Dhuafa), di MRBJ.
Bambang menyebutkan, secara umum, pengajian rutin ba’da Shubuh di MRBJ dibagi menjadi dua frame. Pertama, kajian dengan guru tetap berbasis silabus. Misalnya: ekonomi syariah, fiqih dan tasawuf. Waktunya Senin-Jumat, ba’da shalat Shubuh.
Kedua, kajian rutin prime time atau kajian rutin plus eksekutif. Waktunya Sabtu dan Ahad. Pada dua hari akhir pekan itu, jumlah jamaahnya lebih banyak dibandingkan hari-hari kerja. Banyak di antara jamaah tersebut yang merupakan eksekutif muda.
Kajian Sabtu dan Ahad membahas mengenai ekonomi, hal-hal praktis dan kekinian. “Pada pengajian Sabtu dan Ahad ini kami mengundang nara sumber dari luar,” ujar Bambang.
Ia menjelaskan, kajian rutin setiap ba’da Shubuh itu bertujuan memberikan sesuatu bagi masyarakat sekitar MRBJ, agar MRBJ memberikan manfaat bagi jamaah maupun masyarakat sekitar. “Jamaah adalah donatur kami. Maka kami ingin melayani mereka dengan sebaik mungkin. Caranya, antara lain dengan mengadakan kegiatan-kegiatan, khususnya kajian Islam, yang bermanfaat bagi jamaah dan masyarakat,” tuturnya.
Ia menambahkan, karakteristik MRBJ khas. “Jamaah MRBJ heterogen. Karena itu, MRBJ tidak berpatokan aliran tertentu, tidak ke kiri tidak ke kanan. Yang jelas, MRBJ adalah Ahlussunnah wal jama’ah,” tegasnya.
Terkait dengan kajian Islam pada Kamis (21/9) yang mengundang nara sumber Erie Sudewo, Bambang mengemukakan, hal itu terutama didorong oleh fenomena menarik, bahwa orang yang membayar infak di MRBJ lebih besar daripada zakatnya.
“Bagi kami, ini menarik sekaligus mengundang rasa penasaran. Mengapa orang lebih banyak membayar infak daripada zakat. Karena itulah, kami mengundang beberapa ustadz yang ahli fiqih untuk membahas hal tersebut. Termasuk di antaranya mengundag Ustadz Eri Sudewo yang merupakan salah seorang pakar dan praktisi di bidang organisasi nirlaba, khususnya lembaga amil zakat,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, tidak mudah mengelola suatu organisasi nirlaba seperti masjid, rumah yatim, rumah dhuafa, serta bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya. Acara kajian Islam tersebut sekaligus dalam ranga silaturahim dan perkenalan pengurus baru Yayasan Masjid Bintaro Jaya Tangsel bersama pengurus Forum Silaturahim (Forsil) dan seluruh Pengurus DKM/ Takmir masjid se-Bintaro.
Rangkaian acara tersebut dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama, 04.30, shalat Shubuh berjamaah, dilanjutkan dengan kajian dan kupas buku “3X3 + 9 Prinsip Pengelolaan Organisasi Nirlaba” oleh Erie Sudewo (pukul 05.00-05.50) dan break shalat syuruq (terbitnya matahari), pukul 05.50-06.00.
Sesi kedua terdiri dari diskusi dan tanya jawab (06.00-06.30), diakhiri dengan silaturahim dan sarapan bersama (06.30-07.00).
Bambang menyebutkan, kajian rutin di MRBJ menampilkan MC tokoh-tokoh terkenal, seperti artis yang juga anggota DPR, Primus Yustisio. Tokoh lainnya adalah Teuku Wisnu dan Adrian Maulana.
Pada kesempatan tersebut Republika Penerbit turut hadir. “Kami menyediakan buku-buku Islam terbitan Republika Penerbit. Salah satunya adalah buku DD Way yang ditulis oleh Eri Sudewo,” kata Staf Marketing Republika Penerbit Mohammad Nasir.