REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang siang, di Jalan Taktakan Raya, Kota Serang, dalam kondisi cuaca cerah berawan, sebuah gedung dua lantai dan bercat dominan warna hijau tampak didatangi banyak orang. Tidak seperti hari-hari sebelumnya. Sebuah tulisan besar dipampang di badan gedung, "Rumah Sakit Mata Ahmad Wardi Badan Wakaf Indonesia - Dompet Dhuafa" beserta logo kedua lembaga.
Ya, hari ini kedua lembaga itu melakukan soft launching rumah sakit tersebut. Rumah sakit ini dibangun di atas tanah seluas 2.348 meter persegi yang diwakafkan oleh keluarga besar Haji Ahmad Wardi. Badan Wakaf Indonesia mendapat amanah sebagai nazhir, lalu menggandeng Yayasan Dompet Dhuafa Republika sebagai pengelola rumah sakit.
Rumah Sakit Mata Ahmad Wardi BWI-DD memiliki 4 poliklinik, yaitu poliklinik mata khusus anak, poliklinik retina, poliklinik katarak, dan poliklinik mata umum. Rumah sakit mata pertama di Kota Serang ini juga mempunyai ruang instalasi gawat darurat, 2 ruang operasi besar, 3 ruang rawat inap, dan 2 laboratorium. Adapun sisa ruangan di lantai dua gedung diproyeksikan menjadi bank kornea mata.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua Badan Pelaksana BWI Profesor Syibli Syarjaya meminta Walikota Serang untuk turut merasa memiliki rumah sakit ini. “Karena ini adalah rumah sakit berbasis wakaf dan untuk kesejahteraan masyarakat,” dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/9). Ia pun berharap kehadiran rumah sakit wakaf ini turut membantu program pembangunan Pemerintah Kota Serang.
Hal ini dikuatkan oleh Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika Ismail Said. Ia menjelaskan, rumah sakit ini melayani tiga kelompok pasien: masyarakat umum berbayar, masyarakat pemegang kartu BPJS, dan masyarakat dhuafa.
“Untuk masyarakat dhuafa, gratis karena biaya disubsidi dari dana zakat,” kata Ismail. Namun ia buru-buru menegaskan bahwa meski melayani pasien berbayar, rumah sakit ini menerapkan prinsip pelayanan terbaik kepada pasien tidak mampu. “Jadi, tidak akan ada pasien yang ditolak karena ia tidak mampu memberikan DP,” kata dia.
Ismail pun menjelaskan mengapa rumah sakit yang dibangun adalah rumah sakit mata. “Data dari WHO bahwa setiap satu menit ada 12 orang di seluruh dunia mengalami kebutaan. Empat di antaranya ada di Asia dan 1 ada di Indonesia. Kebanyakan di Indonesia karena penyakit katarak.”
Sementara itu, Hj. Ifa Fatimah selaku wakif dalam sambutannya menyatakan kebahagiaan keluarga besar Haji Ahmad Wardi atas berdirinya rumah sakit mata berbasis wakaf ini. Haji Ahmad Wardi adalah orang tua dari Ifa Fatimah dan saudara-saudaranya. Keluarganya bahagia karena sedekah jariyah atas nama orang tua mereka akhirnya berwujud dalam bentuk rumah sakit wakaf yang akan bermanfaat menolong banyak orang, terutama kaum dhuafa.
Ia pun berharap masyarakat agar mau berwakaf untuk membangun rumah sakit, tidak hanya masjid dan madrasah. “Semoga akan ada Ahmad Wardi-Ahmad Wardi yang lain yang akan mewakafkan hartanya,” kata Ifa.
Staf Ahli Walikota Serang, Ahman, dalam sambutannya mewakili Walikota Serang, yang tidak bisa hadir karena menghadiri rapat anggaran dengan DPRD, menyatakan bahwa Walikota mendukung keberadaan rumah sakit mata pertama di Kota Serang ini. Bahkan, katanya, “Berdirinya rumah sakit mata ini merupakan kado ulang tahun ke-10 Kota Serang.”
Acara soft launching Rumah Sakit Mata Ahmad Wardi BWI-DD dilaksanakan di salah satu ruangan di lantai dua rumah sakit sejak pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB. Hadir dalam acara ini jajaran pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika, para pengurus BWI pusat, Perwakilan BWI Provinsi Banten dan Kabupaten Serang, Kementerian Agama Banten, pejabat Direktorat Zakat dan Wakaf Kemenag Pusat, Staf Ahli walikota Serang, BNI Syariah, Nazhir Mandiri Amal Insani, dan keluarga besar Haji Ahmad Wardi.
Dalam kesempatan itu, Rumah Sakit Mata Ahmad Wardi BWI-DD memberikan layanan gratis kepada masyarakat yang ingin mengecek kondisi kesehatan.