REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR – Puluhan orang memadati Masjid Muhammad Denpasar yang beralamat di Jalan Imam Bonjol Denpasar, Bali, Senin (18/9). Mereka berkumpul untuk mendaftarkan diri mengikuti program hapus tatto gratis yang diselenggarakan oleh takmir Masjid Muhammad, IMS, Gerak Bareng dan Hidayatullah.
Panitia kegiatan hapus tato gratis, Herman Abu Hanif mengatakan, kegiatan tersebut digelar dalam rangka membantu saudara, baik yang Muslim maupun para mualaf yang ingin hijrah dengan membersihkan tato di tubuhnya.
Meski bersifat gratis alias tidak dipungut biaya sepeser pun, pihaknya memberikan syarat kepada peserta untuk menghafal 10 surat apa pun yang ada di dalam Alquran. Syarat tersebut diberikan untuk memastikan calon peserta yang ingin dihapus tatonya benar-benar niat berhijrah.
“Syaratnya harus bisa menghafal 10 surat. Suratnya bebas memilih apa saja. Syarat lainnya calon peserta hapus tato tidak mempunyai riwayat penyakit menular,” ucap Herman Abu Hanif dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (18/9).
Herman menambahkan, program penghapusan tato gratis ini mendapat animo yang luar biasa dari masyarakat Kota Denpasar. Awalnya, pihaknya menargetkan sekitar 60 peserta, namun bertambah menjadi 200 lebih.
“Bahkan ada peserta yang dari luar kota Denpasar. Seperti Negara, Buleleng dan Gianyar. Alhamdulillah, semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi saudara kita,” ujar Herman.
Kegiatan yang semula direncanakan selama dua hari ini akhirnya ditambahkan waktunya menjadi tiga hari. Hal ini atas permintaan dari pihak panitia dikarenakan banyaknya peserta yang mendaftar. “Semula direncanakan tanggal 16 dan 17 September, namun pada tanggal 18 September 2017 layanan hapus tato gratis di Masjid Muhammad berlanjut,” ujar Herman.
Ia menambahkan, program layanan hapus tato keliling ini berjalan dengan baik berkat kerja sama anatara Gerak Bareng dengan IMS dan didukung oleh Hidayatullah dan Bank Muamalat.
Muwallim (43 th), salah satu peserta hapus tato gratis mengaku senang dengan program hapus tato gratis yang diadakan pertama kali di Bali. “Saya kenal tato semenjak kelas 1 SMA, karena pergaulan dan lingkungan. Secara hati dan perbuatan saya sudah lama berhijrah namun saya rasakan ada yang kurang pada tubuh saya. Alhamdulillah sangat senang dengan adanya kegiatan hapus tato gratis ini, sehingga hijrah yang saya lakukan tuntas,” ujar Muwallim, yang berharap, tatonya tersebut bisa dihapus secara tuntas.
Menurut dr Made Setiaka Yassa (60 th) selaku medis yang mendampingi selama kegiatan berlangsung menyampaikan, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk umat Muslim yang telah menyadari kesalahan pada masa lalu. “Program sosial yang tidak biasanya ini harus didukung dan dukungan oleh berbagai pihak sehingga dapat berjalan dengan baik dan semakin banyak masyarakat yang menerima manfaatnya,” ujarnya.
Dari sekian banyak peserta, turut hadir pula peserta yang datang dari Kudus Jawa Tengah, Hadiantoro (48 th). Ia rela mengendarai sepeda motor dari Kudus ke Bali untuk menghapus tato yang bertahun-tahun menghiasi tubuhnya.
“Saya telah mantap berhijrah dan berniat menghapus hapus tato. Saya malu dengan keluarga terutama anak dan istri. Saya tidak ingin anak-anak saya mengikuti jejak ayahnya dengan mentato tubuhnya,” ujarnya.
Program hapus tato gratis ini pertama kali di lakukan di Jakarta. Karena bersifat gratis, banyak orang yang berebut ingin menghapus tattonya. Sekedar informasi, biaya hapus tato lumayan cukup mahal, tergantung dari luas serta pola tato tersebut, bahkan bisa mencapai hampir puluhan juta rupiah. “Karena dalam menghapus tato tidak cukup sekali terapy, bahkan bisa berkali-kali tergantung warna tatonya,” tutur Herman.