REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyambut baik rencana program wakaf produktif yang akan digulirkan pemerintah pada 2018 mendatang. BWI optimistis program ini akan berjalan baik.
Direktur Eksekutif BWI Ahmad Djunaidi menjelaskan, BWI optimistis program wakaf produktif kelak bisa berjalan baik. Meski momentumnya akan berjalan di kepengurusan BWI yang baru nanti.
Rencana Kementerian Agama (Kemenag) menggulirkan program wakaf produktif sudah dibicarakan dengan BWI. Pada 2005, pernah ada bantuan paket wakaf produktif sebesar Rp 2 miliar untuk 10 lokasi melalui Kementerian Agama. Setelah dievaluasi, ternyata 50 persennya fiktif. Meski begitu, ada juga yang berhasil.
Saat itu, lokasi pengembangan paket wakaf produktif diajukan daerah. Karena ada yang fiktif, Menteri Agama saat itu menghentikan program tersebut.
Namun program itu kembali berjalan dengan anggaran Rp 500 juta per paket bantuan. Setelah itu, program ini kembali hilang dan baru akan muncul lagi pada 2018. "Tapi aaat ini pengawasan lebih ketat. Apalagi fungsi Kemenag sebagai regulator dan operator di BWI," kata Djunaidi usai memberi paparan dalam Rapat Koordinasi BWI di Jakarta, Selasa (5/9).
Pengembangan wakaf produktif juga sudah dilakukan berbagai lembaga filantropi swasta. Jika ingin efektif, lanjut Djunaidi, pemerintah bisa mengajak serta lembaga filantropi yang sudah punya pengalaman sukses, akuntabel, dan transparan. '"Terlebih ada pengalaman pengajuan wakaf produktif yang fiktif. Tinggal dipilih yang sesuai dan dinilai profesional," ucapnya.
Pejabat tinggi negara sudah menyatakan betapa wakaf potensial. "Pemerintah bisa memberi opsi wakaf tunai kepada para pekerja melalui mekanisme potong gaji. Besar wakaf tunai disesuaikan kerelaan tiap personal dan mulai dicontohkan dari atas,'' kata Djunaidi.
Kalau ini bisa berjalan, sambung Djunaidi, wakaf tunai bisa cepat terkumpul. Opsi ini juga agar makin banyak yang berpartisipasi.
Meski begitu, Djunaidi mengaku anggaran operasional BWI hanya Rp 6 miliar setahun. Padahal edukasi dan sosialiasai wakaf jelas perlu dilakukan. Anggaran kecil tentu menghambat aktivitas termasuk pendataan aset wakaf dan operasional.
Djunaidi berharap janji Kemenag akan memberi perhatian lebih kepada BWI bisa direalisasikan. Sebelumnya, Kemenag berencana menggulirkan program wakaf produktif pada 2018 mendatang di 100 lokasi.