Senin 21 Aug 2017 22:07 WIB

Serbia Akui Hari Besar Islam

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Muslim Belgrade Serbia Shalat Jumat di depan masjid yang telah dirobohkan oleh pemerintah setempat di Disktrik Zemun Polje, Belgrade, Serbia, Jumat (2/7). Pemerintah menganggap bangunan didirikan secara ilegal sehingga harus dirobohkan/
Foto: Marko Djurica/Reuters
Muslim Belgrade Serbia Shalat Jumat di depan masjid yang telah dirobohkan oleh pemerintah setempat di Disktrik Zemun Polje, Belgrade, Serbia, Jumat (2/7). Pemerintah menganggap bangunan didirikan secara ilegal sehingga harus dirobohkan/

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kuburan Muslim di Serbia relatif mudah ditemukan, terutama di Sandzak dan Lembah Presevo. Tetapi umat Islam di Berlgrade mengalami kesulitan un tuk melaksanakan pemakaman dengan tradisi Islam, karena keterbatasan lahan.

Meski sudah berkali-kali mengeluhkan hal itu, mereka tidak mendapatkan respons positif dari pemerintah. Umat Islam di sana memilih menguburkan sanak saudaraanya di kota terdekat yang memiliki kuburan Islam.

Selama kelompok sosialis berkuasa, sebagian besar pemakaman diambil alih dari masyarakat Muslim dan kini dikelola pemerintah kota.

Umat Muslim di Serbia juga bebas merayakan hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu mereka juga biasa merayakan Maulid Nabi atau ke- lahiran Nabi Muhammad, tahun baru Hijriyah dan dua malam suci yang jatuh pada malam Ramadhan, yakni nuzulul quran dan lailatul Qadar.

Penyembelihan secara halal pun diizinkan di negara ini. Mereka bekerja sama dengan komunitas Islam di Bosnia. Produk halal juga mudah dite- mukan di beberapa supermarket, sehingga Muslim dapat dengan mudah menjangkau produk pangan sesuai dengan ajarannya.

Wanita berhijab tidak dilarang, tetapi hanya sedikit wanita yang berjilbab di luar mayoritas muslim Sandzak dan lembah Presevo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement