Selasa 20 Jun 2017 08:02 WIB

Cerita Imam yang Selamatkan Pelaku Penabrakkan Jamaah Masjid Finsbury Park

Rep: kamran dikarma/ Red: Esthi Maharani
Petugas polisi berbicara dengan penduduk setempat di Finsbury Park di London utara, di mana sebuah kendaraan menghantam pejalan kaki pada hari Senin, 19 Juni 2017. Sebuah kendaraan menabrak pejalan kaki di dekat sebuah masjid di London utara pada Senin pagi, menyebabkan beberapa korban tewas.
Foto: Yui Mok / PA via AP
Petugas polisi berbicara dengan penduduk setempat di Finsbury Park di London utara, di mana sebuah kendaraan menghantam pejalan kaki pada hari Senin, 19 Juni 2017. Sebuah kendaraan menabrak pejalan kaki di dekat sebuah masjid di London utara pada Senin pagi, menyebabkan beberapa korban tewas.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Imam Rumah Kesejahteraan Muslim, Mohammed Mahmoud, menjadi buah bibir publik Inggris setelah melindungi pelaku penabrakkan jamaah Masjid Finsbury Park di London, Senin (19/6). Ia mengatakan bahwa yang dilakukannya merupakan cerminan ajaran Islam.

Pada Senin dini hari, sebuah van menabrak sejumlah jamaah Masjid Finsbury Park yang sedang berjalan di trotoar seusai menunaikan salat tarawih. Menurut keterangan seorang saksi, pelaku yang mengendarai van berteriak bahwa dirinya ingin membunuh semua Muslim. Satu orang tewas dan sepuluh lainnya luka-luka akibat kejadian tersebut.

Setelah menabrak jamaah Masjid Finsbury Park, mobil van tersebut akhirnya terhenti ketika menubruk sebuah tiang. Tak pelak pelaku segera dikerubungi oleh jamaah masjid dan warga sekitar. Ia diseret keluar dari mobilnya, kemudian dipiting oleh tiga orang pria. Ketika itu, Mohammed Mahmoud diberitahu seorang jamaah bahwa terjadi insiden penabrakkan jamaah oleh sebuah van.

"Saya segera berlari keluar dan ketika sampai di lokasi kejadian, pengemudi van telah berada di tanah yang ditahan oleh tiga lelaki. Yang lainnya merawat orang Bengali yang terluka dan sekarang telah dinyatakan tewas," ungkapnya seperti dilaporkan laman Al Araby.

Hanya berselang beberapa menit setelah kejadian, kerumunan massa di sekitar pelaku semakin bertambah. Mahmoud mengatakan bahwa pelaku sempat diserang dan dipukul massa. "Lalu saya berteriak, "jangan sentuh dia. Kami akan menyerahkannya kepada polisi"," ucapnya.

Karena massa tahu bahwa Mahmoud adalah seorang imam, sebagian dari mereka akhirnya membantunya mengamankan dan melindungi pelaku. Tak lama setelah itu, secara kebetulan, sebuah van polisi melintas di daerah tersebut. Mahmoud segera meminta petugas untuk membawa pelaku penabrakkan.

"Saya beri tahu mereka, jika tidak memasukkan orang ini (pelaku) ke dalam van, maka dia akan dibunuh," kata Mahmoud.

Mahmoud, dibantu oleh beberapa orang lainnya, akhirnya segera menggiring pelaku ke mobil polisi sambil melindunginya dari jangkauan massa. Walaupun massa sempat menyerang kembali pelaku, namun dia berhasil mengevakuasinya ke mobil polisi.

Tindakan Mahmoud tersebut menuai pujian dari banyak pihak, termasuk Walikota London Sadiq Khan. Kendati demikian, Mahmoud mengatakan bahwa dirinya hanya berupaya menerapkan ajaran Islam.

"Kami bukan hakim, juri, atau algojo. Dan kami tidak memiliki kewenangan untuk menjalankan undang-undang apapun," ujarnya.

Oleh sebab itu, Mahmoud dan beberapa orang lainnya melindungi pelaku penabrakkan. "Jadi jika kita melakukan sesuatu terhadapnya, hal itu pasti melanggar hukum Inggris dan dilarang secara Islami. Kami menyerahkannya kepada otoritas yang kami hormati dan kami kenal adil untuk memungkinkan undang-undang mengambil jalannya," kata Mahmoud. (Kamran

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement