Jumat 02 Jun 2017 09:00 WIB

Masyarakat Kelas Menengah Atas Makin Percaya Lembaga Zakat

Rep: muhyiddin/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga mendapatkan sambako dari Lazis PLN yang dibagiakan di Kampung Empang, Kapuk Muara, Jakarta Utara, Jumat (31/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Warga mendapatkan sambako dari Lazis PLN yang dibagiakan di Kampung Empang, Kapuk Muara, Jakarta Utara, Jumat (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Islam, Yusuf Wibisono mengatakan, kesadaran masyarakat khususnya kelas menengah atas cenderung positif dalam menunaikan zakat. Menurut dia, masyarakat kalangan atas ini juga lebih suka menyalurkan zakatnya melalui lembaga zakat formal.

“Jadi masyarkat kelas menegah atas ini yang justru lebih banyak menjadi tumpuan bagi lembaga zakat formal," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (1/6)

Ia menjelaskan, masyarakat menengah ke atas banyak yang memilih menyalurkan zakatnya melalui lembaga zakat lantaran mudah menerima informasi, berpendidikan, dan mudah diberikan pemahamahan. Hal ini berbeda dengan masyarakat kalangan menengah ke bawah yang lebih suka berzakat secara langsung.

"Jadi kalau dari sisi kelas menengah atas kecenderungan berzakatnya sebenarnya bagus. Walaupun sepenuhnya masih banyak juga yang belum tergarap," ucapnya.

Menurut dia, meskipun kesadaran berzakatnya bagus, masyarakat kelas menengah atas ini juga masih ada yang belum terlalu yakin terhadap lembaga zakat. Karena itu, sebagian dari mereka memilih memberikan zakatnya secara langsung terhadap pesantren maupun lembaga pendidikan.

Karena itu, untuk menggarap seluruh masyarakat kelas menengah atas tersebut maka srategi yang paling baik adalah dengan meningkatkan kepercayaan terhadap lembaga amil zakat. Kata dia, lembaga zakat harus menunjukkan bahwa sanggup untuk mengadakan program-program yang kredibel dan tepat sasaran.

"Yang lebih penting adalah lembaga zakat itu harus mampu menunjukkan kredibiltas program mereka bahwa program mereka harus tepat sasaran, efektif, meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat miskin, dan efisen," kata Yusuf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement