REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua masjid Indonesia di Tokyo dan Sano, Jepang diresmikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang dan Mikronesia Arifin Tasrif pada Jumat (26/5).
Acara peresmian Masjid Indonesia Tokyo ditandai dengan pemotongan pita di depan pintu masjid dan disaksikan oleh lebih dari 100 Warga Negara Indonesia yang tinggal di Tokyo dan sekitarnya. Demikian dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri RI pada Sabtu.
Selain itu, turut hadir perwakilan organisasi Islam dan kemasyarakatan setempat dan perwakilan negara lain seperti Turki. Sebelum kedua masjid tersebut berdiri, masyarakat muslim Indonesia di Tokyo melaksakan kegiatan peribadatan dan aktivitas islami di Balai Indonesia, Sekolah Republik Indonesia Tokyo.
Ketersediaan lahan dan harga tanah yang tinggi menjadi kendala utama pembangunan masjid yang dicetuskan pertama kali pada 1999 oleh Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII) Jepang di Tokyo.
Baru pada 2012, KMII mendapatkan donasi dari mantan presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono dan kedua wapres saat itu, Jusuf Kalla dan Budiono.
Selain itu, surat rekomendasi dari Duta Besar RI untuk Jepang, Muhammad Luthfi dan surat dukungan dari Asosiasi Muslim Jepang (JMA) sangat membantu dalam pengumpulan donasi dan pembangunan masjid. Total dana yang dibutuhkan untuk pembangunan masjid mencapai 188 juta Yen atau sekitar Rp22 miliar.
Proses pembangunan fisik masjid ditandai oleh peletakan batu pertama oleh Dubes RI untuk Jepang ketika itu, Yusron Ihza Mahendra, pada 11 Juni 2016.
Peresmian kedua masjid tersebut dilaksanakan bertepatan dengan awal bulan Ramadhan tahun ini sehingga kedua masjid dapat digunakan untuk mendukung kegiatan peribadatan dan syiar Islam di Jepang.