REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengajak pegiat pesantren dan santri untuk bekerja bersama-sama mewujudkan cita-cita bangsa. Pesantren dan santri harus mampu menjadi lokomotif kemajuan negara, sekaligus menjadi elemen pemersatu bangsa.
Hal ini disampaikan Menristekdikti dalam kunjungan ke Pondok Pesantren Al-Ishlah pada Selasa (23/5), sekaligus memperingati haul para pendiri pesantren ke-36 di Subang Jawa Barat. Nasir mengatakan, bangsa Indonesia masih memiliki sejumlah permasalahan yang belum bisa sepenuhnya dipecahkan, antara lain kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial.
"Kita juga didera persoalan penyebaran penyalahgunaan narkoba (darurat narkoba), juga radikalisasi dan terorisme, serta upaya-upaya merongrong dan melemahkan kokoh dan utuhnya NKRI," ujar Nasir, dalam siaran pers diterima Republika.co.id, Selasa (23/5) malam.
Nasir melanjutkan, pesantren sebagai pihak yang telah turut berjuang ikut memerdekakan bangsa, tentunya tidak rela jika NKRI diganggu melalui cara apa pun. Nasir mengajak pesantren dan para santri di dalamnya terlibat aktif menjadi penggerak perdamaian di Indonesia dan turut mencegah tumbuhnya radikalisme di tengah masyarakat.
Data Kementerian Agama mencatat jumlah santri pondok pesantren di 33 provinsi di seluruh Indonesia mencapai 3,65 juta orang yang tersebar di 25 ribu pondok pesantren. Artinya, pesantren dan santri merupakan elemen penting dalam kehidupan bernegara dan aset bagi kemajuan bangsa.
Nasir juga menyampaikan dukungannya terhadap pengembangan pendidikan pesantren dan pemberian beasiswa bagi santri yang tidak memiliki biaya. "Jangan sampai santri ketinggalan, tertinggal di bidang pendidikan tinggi. Ini penting untuk memajukan pendidikan dan meningkatkan kondisi ekonomi para santri," ujarnya.
Dia berharap Pesantren Al Ishlah beserta seluruh warganya semakin maju, serta dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa. Peringatan haul harus dilakukan di tengah upaya bersama untuk memperkokoh komponen bangsa. "Pondok pesantren adalah tulang punggung untuk menciptakan kedamaian di Indonesia," kata Nasir.