Kamis 11 May 2017 19:59 WIB

BM Aceh Barat Bantu Pengusaha Bangkrut

Pengusaha Muslim/Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Pengusaha Muslim/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh melalui Baitul Mal menyalurkan bantuan modal usaha kepada setiap pengusaha yang jatuh dalam kegiatan bisnisnya untuk bisa kembali bangkit dan bergairah dalam usaha di tengah masyarakat daerah setempat.

Kepala Baitul Mal Aceh Barat Tgk Syafriyal Ardy, di Meulaboh, Selasa, mengatakan dalam pengelolaan dana Zakat Infak dan Sadaqah (ZIS) bukan hanya untuk bersifat konsumtif, tapi juga pemberdayaan ekonomi produktif melalui pemberian modal usaha.

"Kriterianya masyarakat kita yang ingin mengembangkan usahanya, karena usahaya sudah ada tapi jatuh, dikatagorikan orang miskin, maka dibantu Baitul Mal untuk bangkit kembali,"katanya disela-sela penyaluran ZIS simbolis di Kecamatan Meureubo.

Dia menyampaikan, hampir setiap tahunnya Baitul Mal Aceh Barat menggucurkan dana sebesar 30 persen untuk program pemberdayaan ekonomi produktif dan pada 2017 alokasi anggaran ekonomi produktif disediakan Rp1,5 miliar.

Syafriyal Ardy menjelaskan, tahun pertama dirinya menjabat Kepala Baitul Mal Aceh Barat, telah mulai menyalurkan dana ZIS untuk kegiatan program pemberdayaan ekonomi produktif kepada pedagang di lokasi komplek Pasar Bina Usaha Meulaboh.

Bantuan yang disalurkan tersebut dikelola oleh instansi terkait yakni Bidang Koperasi pada Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Aceh Barat dan hingga saat ini program tersebut masih bergulir dan masih aktif yang dikelola UPTD Pasar.

"Kami salurkan bantuan modal usaha untuk pedagang pasar bina usaha dengan tujuan agar mereka tidak mengambil uang pada "lintah darat" atau istilahnya yang berkembang di masyarakat disebut bank 47,"jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, hampir semua kelompok usaha di Pasar Bina Usaha Meulaboh mendapatkan dana bantuan modal usaha dari pemerintah, seperti pedagang sayur, pedagang ayam, saul sepatu, rata-rata 4-5/ kelompok.

Syafriyal Ardy mengatakan, semakin besar penerimaan dana ZIS yang dikelola pihaknya, maka akan semakin banyak pula penerima manfaat, baik itu untuk program konsumtif maupun produktif yang intinya membantu berdayakan ekonomi masyarakat.

Meski demikian menurut dia, penyaluran dana bersifat konsumtif lebih banyak jumlah penerima dan ploting anggaran, karena dana diberikan secara tunai benar-benar terbantu masyarakat, dana itu berkat kepercayaan pihak penyalur lewat lembaga pemerintah.

"Motode yang kita lakukan ini sudah diakui dunia, bagaiamana cara kita bagi zakat, kita sudah mendapat sertifikat sistem pengelolaan zakat di Indoensia dalam ajang Award Zakat International,"katanya menambahkan.

Dalam data laporannya disampaikan, pada tahun 2013 Baitul Mal menyalurkan Rp7,5 miliar, tahun 2014 senilai Rp7,5 miliar, kemudian tahun 2015 senilai Rp11,1 miliar, tahun 2016 senilai Rp12,3 miliar dan penyaluran 2017 senilai Rp13,1 miliar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement