REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menanggapi fakta pengusaha Muslim yang masih sedikit jumlahnya, Menteri Sosial justru mempertanyakan praktik atas pemahaman agama oleh umat Islam. Sebab, Islam mengajarkan untuk bekerja keras dan menyeimbangkannya dengan ibadah yang taat.
''Kita ini beragama, tapi apakah kaidah agama sudah kita jalankan dengan baik? Apakah setelah paham, kita menjalankannya?,'' ungkap Khofifah usai menghadiri acara Tokoh Perubahan Republika 2016 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (25/4) malam.
Khofifah menyebutkan sebuah hadis yang berbunyi bekerjalah seolah akan hidup selamanya dan beribadahlah seolah akan mati besok. ''Kita ini sudah kerja keras, agak malas, atau sangat malas? Dengan format seperti ini, agama harusnya mendorong kita untuk bekerja keras,'' kata Khofifah.
Alquran juga mengajak umat Islam untuk berjihad dengan harta benda. Supaya kalau soorang Muslim sudah mampu dan ada saudaranya yang miskin bisa dibantu.
Hadits juga mengajarkan umat Islam untuk beribadah seolah mati besok sehingga ada keseimbangan dunia dan akhirat. Alquran mengajak umat Islam berjihad dengan harta. Makanya Islam mengajarkan umat Islam hidup sejahtera dan berkecukupan.
''Kalau tidak, ada yang salah entah itu ilmu, keterampilan, atau pola pikir. Pemaknaan kita soal ibadah juga mencakup kerja keras menghidupi keluarga dan mempersiapkan pendidikan anak-anak,'' kata wanita yang juga Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama itu.
Selain itu, sebuah hadits menyebut tangan di atas lebih mulai dari tangan di bawah. Kalau ingin mulia, umat Islam harus menempatkan tangan di atas. ''Itu berarti kita harusnya memberi,'' kata Khofifah.