REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kerja Sama Pondok Pesantren Indonesia ( BKSPPI) meresmikan pengurus baru periode 2017-2022, Rabu (12/4). Peresmian digelar dengan tema besar Peran BKsPPI Penguatan Kepribadian Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Iqomatuddin.
Baru terbentuk, BKSPPI telah berencana kerja sama dengan tiga pihak. Pertama, kerja sama dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) sebagai fasilitator kantor pusat administratif dan Pondok Pesantren Adz-Dzikra sebagai kantor operasional.
Kedua, kerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) akan tetap dibangun dengan membuat Nota Kesepahaman untuk dukungan pengembangan Sumber Daya Manusia yang lebih terencana. Ketiga, dengan Ekonomi Syariah 212 untuk pengembangan ekonomi di setiap pondok pesantren.
Peresmian pengurus BKsPPI turut dihadiri wakil-wakil dari ketiga institusi tersebut seperti KH Kholil Ridwan, KH Ahmad Satori Ismail dan Dr Ahmad Juwaini. Dalam paparannya, Ketua BKSPPI Prof Didin Hafidhuddin mengingatkan, pentingnya mengonsolidasikan lebih dari 1.400 pesantren.
"Demi melahirkan generasi yang beradab dan berilmu. Dan adab adalah target utama santri yang harus dilahirkan oleh setiap pondok pesantren sebagaimana diteladankan generasi salafushshalih," kata Didin melalui rilis yang diterima Republikaco.id, Rabu (12/4).
Sambutan turut disampaikan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof Din Syamsuddin yang menegaskan, pentingnya ilmu untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Kata dia, pondok pesantren sangat diharapkan terus mampu mencetak generasi Indonesia yang berilmu. "Sekaligus, menguasai sains dan teknologi untuk tegaknya peradaban Islam yang memimpin dunia," ujar Din.
Sejak awal berdiri di Jawa Barat, BKSPPI saat ini telah berakar di seluruh wilayah di Indonesia. Karenanya, kontribusi dan prestasi terbaik dari seluruh pondok pesantren di Indonesia diharapkan bisa lebih banyak lagi, dan tentu menjadi referensi terbaik di dunia pendidikan.