REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syarikat Islam (SI) menilai Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pendiri Nahdlatul Wathan sangat berjasa di dunia pendidikan. Selain itu, beliau juga berjasa dalam perjuangan melawan penjajah di Indonesia bagian timur.
Ketua Umum Syarikat Islam, Hamdan Zoelva mengatakan, sangat pantas untuk Tuan Guru M. Zainuddin diberikan anugerah sebagai pahlawan nasional. Beliau sangat dihormati di Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurutnya, beliau juga merupakan tokoh yang paripurna, memiliki ilmu yang tinggi dan mendirikan sekolah sejak berusia muda.
"Umur sekitar 30 tahun mendirikan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah tahun 1938 pada masa-masa penjajahan Belanda," kata Zoelva saat Seminar Nasional dari Nahdlatul Wathan untuk Indonesia di UNJ, Rabu (5/4).
Ia menerangkan, Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah tumbuh berkembang sampai saat ini. Sampai tahun 1996 terdapat 670 lebih sekolahnya. Mungkin sekarang sudah meningkat jumlahnya dan lebih banyak lagi. Di Jakarta dan Sulawesi juga ada sekolahnya, tidak hanya ada di Lombok saja.
Diterangkan dia, karena jasa beliau juga, Lombok dikenal sebagai daerah seribu masjid. Di mana-mana ada murid Tuan Guru M. Zainuddin. Kemudian, mendirikan perguruan tinggi yang dikenal Sekolah Tinggi Hamzanwadi. "Jadi jasanya di bidang pendidikan adalah jasa yang luar biasa, yang jarang dicapai oleh tokoh-tokoh yang lain," ujarnya.
Ia menegaskan, Tuan Guru M. Zainuddin merupakan tokoh besar di NTB yang bergerak di bidang pendidikan. Beliau memberikan pengajaran dan mencerdaskan masyarakat.
Zoelva juga menceritakan, sekitar tahun 1934 di seluruh Indonesia sedang dalam masa-masa pergerakan nasional kebangkitan kebangsaan. Saat itu di NTB tampil seorang tokoh pendiri Nahdlatul Wathan. Tokoh tersebut membawa kebangkitan bangsa dan kebangkitan Islam.
"Jadi antara kebangsaan dan keislaman menjadi ciri khas perjuangan beliau, yang kita lihat rekam perjuangannya dari masalah agama, pendidikan agama sampai kepada masalah-masalah kebangsaan tidak pernah terlewat dalam sejarah perjuangannya," jelasnya.
Ia menambahkan, pada masa kemerdekaan, beliau juga aktif dalam perang melawan penjajah. Beliau dulu pernah menyerang markas NICA di Selong, Lombok Timur. Jadi perjuangan fisik gerakan mempertahankan kemerdekaan sangat ditampilkan beliau.
Fuji EP