Selasa 21 Mar 2017 17:58 WIB

Nostalgia Menpora Saat Berdakwah di Ngawi

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Agung Sasongko
Menpora Imam Nahrawi
Foto:
Menpora Imam Nahrawi

REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Agar pendidikan agama terus membekas tak hilang, Imam bahkan meninggalkan karya tulisan kaligrafi Alquran. Tulisan tersebut masih disimpan oleh warga setempat sebagai kenangan hingga saat ini. 

"Kaligrafi itu bagian dari hidup saya. Banyak pelajaran dan kenangan baik dari situ. Akhirnya juga bisa dapat sumber kehidupan dan pembiayaan," ujar Imam.

Semua kegiatan yang dilakukan Imam saat itu diakuinya sangat membekas sebagai salah satu pelajaran hidup. "Saat itu saya latihan menjadi seorang pemimpin. KKN di sini menjadi pelajaran penting mengasah mental, sepiritual, dan menggapai cita-cita saya," ungkap Imam.

Salah seorang yang menjabat sebagai perangkat desa pada 1994, Sriyono menuturkan jasa yang pernah ditinggalkan Imam saat itu memang soal bagaimana ia mengajarkan Islam di desanya. "Waktu itu memberikan pendidikan agama dan kadang pengajian di mushola. Pokoknya sesuai dengan misi dari kampusnya," jelas Sriyono.

Sriyono menceritkan, Imam kala itu tak hanya memberikan ilmu agama di satu desa saja. Ada lima dusun, kata Sriyono, lalu Imam menggunakan sepeda ontelnya atau jalan kaki untuk ke sana ke mari demi membantu warga menambah pendidikan agamanya.

Anak-anak saat itu diajarkan shalat lima waktu sebagai kegiatan utama umat Muslim beribadah. Sriyono bahkan juga masih sangat ingat kaligrafi yang dibuat Imam tepat pada 30 Agustus 1994.

Dengan semua kenangan tersebut, Sriyono merasa bersyukur setelah Imam menjadi menteri namun masih mengingat Desa Gembol. "Saya berterima kasih, itu penghargaan kehormatan tersendiri. Pondok seperti ini masih mau disinggahi," tutur Sriyono dengan muka bahagia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement