REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Kedatangan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) ke Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada Ahad (20/3) sarat akan kenangan cerita masa lalu. Ketika itu, pada 1994 silam, Imam yang juga lulusan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKN) di Desa Gembol, Kabupaten Ngawi.
Desa tersebut tentunya jauh dari hiruk pikuk Ngawi. Bahkan kalau harus ditempuh dari Madiun maka perjalanan harus dilalui sekitar 2,5 jam perjalanan.
Desa yang cukup jauh membuat kala itu, warga di sana jauh sekali tertinggal kondisi agamanya. Bisa dibilang, saat 1994, sebagian besar warga di sana statusnya hanya "Islam KTP" namun sama sekali jauh dari kata paham bagaimana layaknya muslim beribadah.
Dengan kondisi tersebut, Imam muda bersama kelompok Kuliah Kerja Nyata-nya berusaha mengubah ketertinggalan pengetahuan agama di desa tersebut. Imam yang belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah berusaha mengubah ketertinggalan itu melalui dakwah dan pendidikan agama.
"Banyak sekali pengalaman di sana (Desa Gembol), saya pernah jadi takmir di mushola juga selama KKN," kata Imam saat mengunjungi Desa Gembol, Ahad (19/3).
Untuk mengetahui Islam lebih baik, pria kelahiran Bangkalan, Jawa Timur itu juga mengajar mengaji kepada anak-anak di desa. Membaca Alquran hingga tahlilan sering diadakan di mushola desa setempat.
Tak hanya itu, menjadi panita acara 17 Agustus juga pernah dilakoni Imam. Bahkan bercocok tanam di hutan, sawah, dan menanam jagung pun dilakukan agar kelangsungan hidup di desa tersebut bisa berlanjut.