REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Sosial Media dan IT, Agung SR,menilai, masjid dapat mengembangkan bisnis. Utamanya, bisnis online.
"Sesederhana toko online (daring), misal jamaah masjid ingin umroh, tinggal dimasukan ke aplikasi kirim dan share," kata Agung saat mengisi seminar Majelis Taklim Wirausaha di Masjid Al Ittihad, Sabtu (18/3).
Termasuk, lanjut Agung, Kita Mart yang tengah diusung Koperasi Syariah 212 karena jamaah bisa membelinya cuma lewat handphone seperti belanja online. Selain itu, ada pula pembelian listrik, pulsa, tiket dan pengumpulan donasi yang karena dilakukan lewat online (daring) lingkup pasar jadi dunia.
Agung menerangkan, MTW sendiri akan memiliki aplikasi-aplikasi seperti Masjid Kita, yang memudahkan pengurus mengundang dai-dai kondang. Tinggal memilih aplikasi Halo ustad, pengurus bisa melihat kapan jadwal kosong dai-dai kondang, dan dengan sekali klik bisa langsung melakukan koordinasi.
"Contoh lain, Ustaz Khalid Basalamah, walau jarang muncul di televisi tapi orang banyak mengenal karena lewat media sosial," ujar Agung.
Ia menjelaskan, itu bisa dilakukan pengurus-pengurus masjid dengan mengupload ceramah-ceramah yang dilakukan di masjid, sehingga orang bisa menontonnya di dunia maya. Selain masjid bisa mendapat pendapatan lain lewat iklan, berbagai bisnis itu akan menghapus isu dai-dai sulit soal honor.
"Masjid itu harus bangkit karena potensinya luar biasa, sekaligus, era penetrasi digital ini umat harus pula modern," kata Agung.