Sabtu 18 Mar 2017 00:43 WIB

Indonesia akan Perkenalkan Islam Moderat di Luar Negeri

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Andi Nur Aminah
Mantan Rektor UIN Yogyakarta, Prof Dr Amin Abdullah.
Foto: Republika/Damanhuri Zuhri
Mantan Rektor UIN Yogyakarta, Prof Dr Amin Abdullah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tokoh lintas agama di Indonesia akan melakukan kunjungan ke beberapa negara di antaranya Jerman, Inggris, Amerika, Perancis, dan Belanda. Tujuannya untuk memperkenalkan toleransi serta keberagaman umat beragama yang ada di Tanah Air.

Rombongan tokoh lintas agama ini juga akan memperkenalkan bahwa tiang pancang nasionalisme di Indonesia adalah toleransi dan inklusif umat beragama. Tokoh cendekiawan Muslim Indonesia Amin Abdullah mengatakan, beberapa komunitas di luar negeri ingin mengetahui lebih banyak mengenai Islam moderat, budaya, dan peradaban dialog di Indonesia.

Dalam pertemuan dengan wakil presiden, disebutkan bahwa toleransi sudah dipraktekan sejak lama dan berdasarkan sejarah Indonesia sudah menganut sistem Bhineka Tunggal Ika. "Jika dibandingkan dengan Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tengah, dan sebagainya, Indonesia relatif masih bisa moderat dan itulah yang mereka ingin tahu ceritanya," kata Amin di Istana Wakil Presiden, Jumat (17/3).

Amin mengatakan, kegiatan ini merupakan inisiatif pribadi atau person to person. Nantinya, mereka akan melakukan dialog informal dengan komunitas, akademisi, politisi, dan agamawan di negara-negara yang dituju. Hal ini bertujuan agar mereka dapat mendapatkan pandangan atau jendela baru mengenai islam di Indonesia.

Dengan demikian, nantinya mereka bisa melihat bahwa Islam tidak hanya di Timur Tengah dan Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk mayoritas beragama Islam. Nantinya setelah agenda ini usai, diharapkan ada pertukaran dari negara lain yang datang ke Indonesia.

Menurut Amin, pada 2018 akan ada pre Summit Meeting yang dilaksanakan di Yogyakarta dan bekerja sama dengan Keraton Yogyakarta. "Konsennya interfaith (dialogue), dengan salah satu poinnya adalah Muslim moderat, dan itu yang ingin kita perkenalkan," kata Amin yang merupakan mantan rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Amin mengatakan, pertemuan yang dilakukan dengan wakil presiden adalah untuk meminta saran. Menurut Amin, wakil presiden berpesan bahwa sebetulnya berbagai keunikan ada di Indonesia, bahkan sejarah bangsa sudah lama membentuk pandangan dunia mengenai keragaman di Tanah Air. Tak hanya itu, berbagai macam agama mulai dari Islam, Kristen, Budha, dan Hindu juga berkembang di Indonesia.

Amin menambahkan, wakil presiden menegaskan bahwa di Indonesia ada hari libur semua agama dan ini tidak ada di negara lain. "Itu kan luar biasa dan sudah mendarah daging, beliau (wapres) mendukunglah yang jelas," ujar Amin.

Perwakilan Leimena Institut Yakob Tobing mengatakan, sering agama-agama itu hanya dilihat secara apriori. Misalnya saja, kalau yang di Timur Tengah itu adalah islam, padahal penduduk muslim yang paling besar ada di Indonesia. Meskipun jumlah penduduk Muslimnya besar, Indonesia masih tetap bisa menjaga kerukunan walaupun terkadang ada gejolak.

Menurut Yakob, hal inilah yang luput dari perhatian dunia. "Jadi, meskipun ini inisiatif pribadi tapi kami laporkan kepada wakil presiden," ujar Yakob.

Yakob menjelaskan, nantinya bukan hanya tokoh Muslim saja yang akan memberikan paparan namun juga ada dari tokoh Kristen. Kunjungan tersebut akan dilakukan pada 28 Maret hingga 11 Mei 2017. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement