Ahad 12 Mar 2017 17:00 WIB

Nuh Menjadi Muara Nasab Manusia

Kaum Nabi Nuh (ilustrasi).
Foto: Blogs.cnn.com
Pembuatan bahtera Nabi Nuh (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Atlas Sejarah Nabi dan Rasul karya Sami bin Abdullah bin Ahmad al- Maghluts, dijelaskan tentang kehidupan setelah bencana dahsyat tersebut terjadi. “Rombongan pun mulai keluar dan kemudian menetap di daerah tersebut,” tulisnya. Ini menjadi babak baru dalam peradaban manusia karena merekalah yang menjadi manusia pertama yang masih tersisa, yang masih hidup karena selamat dari bencana air bah tersebut.

Tak memutuskan untuk menetap dalam satu wilayah selamanya, rombongan ini kemudian menyebar dan mulai bermigrasi. Mereka menuju ke arah barat daya, yang kini menjadi Jazirah Arab, kemudian menyebar lagi.

Putra tertua Nabi Nuh, yaitu Yafet, memutuskan untuk bermigrasi ke arah timur. Kelompok putra Nuh yang lainnya sebagian bergerak ke arah tenggara menuju kawasan India. Kelompok lainnya bergerak menuju ke arah barat daya menuju ke Afrika. Dari sana mereka terus ke arah utara dan membangun peradaban.

Putra Nabi Nuh yang termuda yang selamat, yaitu Ham beserta istri dan keluarganya, bergerak menuju ke arah selatan, lalu memutuskan menetap di selatan Irak setelah permukaan bumi sudah mengering dan terlihat hamparan tanah subur yang sangat luas di sana.

Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah mengatakan miliaran manusia di dunia ini sekarang, jika dirunut nasabnya, akan berujung pada ketiga anak nabi Nuh ini.

Hadis Rasulullah SAW dari Imam Ahmad meriwayatkan, “Sam adalah moyang Arab, Ham adalah moyang Habsyah, dan Yafet adal moyang Rum.” Rum yang dimaksud di sini adalah bangsa Romawi awal, yang berarti adalah orang-orang Yunani yang nasabnya terlacak hingga kepada Rumi bin Labthi bin Yunan bin Yafet bin Nuh.

Bukti bahwa nenek moyang manusia sekarang adalah para putra nabi Nuh tersirat pada tafsir Alquran dalam surah as-Shaffat ayat 77, “Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.” Hal ini ditegaskan lagi dengan Firman Allah pada surah al-Isra ayat 3: “(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement