REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tepat sembilan generasi setelah Nabi Adam menjejak bumi, lahirlah seorang nabi mulia bernama Nuh AS. Seperti kita ketahui, dalam berdakwah dan memerangi orang-orang kafir, Nabi Nuh mengalami tantangan yang sangat berat.
Untuk itu, Allah pun melaknat kaum kafir tersebut dengan membuat mukjizat. Allah membuktikan kekuatannya dengan menciptakan sebuah bencana alam yang demikian dahsyatnya, air bah. Peristiwa ini bisa kita telaah dari Alquran, dijelaskan tepatnya dalam surah Hud ayat ke-38 hingga 44.
Air bah tersebut meluluhlantakkan seluruh permukaan bumi ini, menenggelamkan siapa saja yang kafir, yang tak percaya padanya berikut harta yang mereka miliki. Meski mereka mencoba menyelamatkan diri dengan naik ke puncak gunung seperti yang dilakukan putra nabi Nuh, yaitu Kan'an, tetap saja mereka tak bisa selamat. Semua musnah.
Hanya Nabi Nuh dan ketiga putra yang bisa selamat, terombang-ambing di atas kapal di tengah lautan berikut berbagai pasangan binatang di dalamnya.
Hingga akhirnya rombongan bahtera tersebut sampailah di tempat yang kini dikenal sebagai Jazirah Ibnu Umar, bagian timur Turki. Di atas Gunung Judi, bahtera tersebut terdampar hingga air yang tadinya demikian banyaknya tersebut telah kembali menghilang.