REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah sekolah di Jerman melarang penggunaan peralatan shalat dan berbagai ritual dalam ajaran Islam. Sekolah tersebut menilai, penggunaan simbol dan praktik ajaran Islam itu memprovokasi pelajar lain.
Seperti dikutip The Independet, Selasa (3/7), The Gymnasium Johannes Rau--demikian nama sekolah tersebut, telah mengirimkan surat kepada dewan kota setempat pada Februari lalu.
Menurut Deutsche Welle, surat itu dikatakan dalam beberapa pekan terakhir secara jelas pelajar Muslim melaksanakan shalat di gedung sekolah. Praktik ini terlihat pelajar lain. Seperti berwudhu di kamar kecil, menggelar karpet (sejadah), dan melakukan gerakan tubuh (Gerakan shalat).
"Ini tidak diizinkan," demikian isi surat itu.
Harian Bild melaporkan, dewan kota menyayangkan tindakan tersebut. Oleh dewan kota, pihak sekolah diminta untuk mengajak pelajar berdiskusi soal masalah itu dan mencari solusi untuk mereka.
Namun, seorang juru bicara Dewan Kota setempat mengatakan, melarang pelajar Muslim melaksanakan shalat dengan cara provokatif merupakan upaya mempromosikan hidup berdampingan secara damai di sekolah.