Rabu 22 Feb 2017 19:30 WIB

Kontribusi Mahasiswa Muslim dalam Geliat Islam di Irlandia

Rep: Yusuf Assidiq/ Red: Agung Sasongko
Muslim di Irlandia (ilustrasi)
Foto: Photobucket.com
Muslim di Irlandia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagaimana sebenarnya profil para mahasiswa Muslim yang menetap di Irlandia, dijelaskan oleh kolumnis kondang asal Inggris, Idris Tawfiq. Dalam artikelnya yang berjudul ''Muslim Irlandia di Simpang Jalan''. Idris menguraikan bahwa keberadaan mereka terkait erat dengan faktor sejarah kedatangan Islam di negara ini.

Dijelaskan bahwa Islam pertama kali hadir di Irlandia sekitar tahun 50-an. Ketika itu, imigran Muslim pertama yang datang dari negara-negara Islam berasal dari kalangan terpelajar. Motif mereka hijrah ke Republik Irlandia terutama adalah untuk meneruskan studi di berbagai bidang ilmu pengetahuan.

''Ketika itu, yang menjadi tujuan utama para mahasiswa Muslim adalah bidang kedokteran di Royal College of Surgeons di Dublin,'' kata Tawfiq, di situs Islamonline.

Dikatakan, motif yang melatarbelakangi kehadiran umat Islam tersebut sangatlah berbeda dengan yang terjadi di negara-negara di Eropa. Tawfiq menjelaskan, di negara-negara Eropa semisal Spanyol, Prancis, atau Inggris, para imigran Muslim berasal dari eks negara jajahan, atau karena kebutuhan akan tenaga buruh pekerjaan seperti terjadi di Austria dan Jerman.

Mereka pun  terdiri atas kelas menengah bawah dan kurang berpendidikan. ''Berbeda dengan kelompok imigran Muslim di Irlandia yang berpendidikan, ini serupa dengan ciri-ciri para imigran Muslim di Amerika Serikat serta Kanada,'' katanya.

Gelombang pertama kedatangan para mahasiswa Muslim tersebut datang dari Afrika Selatan, kemudian menyusul dari Malaysia dan negara-negara Teluk. Setelah mendapatkan gelar akademis, banyak dari mereka yang memilih untuk menetap dan memperoleh status kewarganegaraan permanen. Mereka lantas berkiprah sebagai profesional di berbagai bidang kehidupan dan ilmu pengetahuan.

Untuk lebih mengakselerasikan peran sekaligus sebagai wadah silaturahim, pada 1959 para mahasiswa Muslim ini membentuk sebuah organisasi yang kemudian diberi nama Dublim Islamic Society. Seperti diungkapkan Tawfiq, organisasi ini semakin berkembang dari waktu ke waktu sehingga bertransformasi menjadi Islamic Foundation of Ireland.

Di tahun 70-an, lanjut Tawfiq, sejumlah besar dokter Muslim semakin mandiri dalam membuka praktik pengobatan. Demikian pula yang dilakukan para insinyur penerbangan asal Aljazair, Libya, Arab Saudi, dan Malaysia. ''Jadi, fondasi dari keberadaan umat Islam memang karena kontribusi serta peran mereka yang sangat penting bagi negara,''  ujar dia.

Penghargaan dan pengakuan bagi umat Muslim datang dari beragam kalangan, baik dari pejabat pemerintah maupun masyarakat secara keseluruhan. Warga Irlandia pada awalnya agak menjaga jarak terhadap imigran yang berasal dari latar negara, budaya, dan agama yang berbeda, akan tetapi seiring perkembangan waktu dan sumbangsih mereka selama ini, akhirnya berbalik mengapresiasi.

Kondisi tersebut tentu sangat membanggakan, terlebih karena komunitas Muslim tidak lagi dipandang sebagai warga negara kelas dua. Mereka seolah sudah sejajar dengan warga asli setempat, khususnya dalam mengambil peran penting di bidang pembangunan. ''Hal itu patut kita syukuri bersama,'' kata Tawfiq menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement