Senin 20 Feb 2017 17:27 WIB

Ibu Sebagai Pendidik

Rep: Ferry Kinsihandi/ Red: Agung Sasongko
Ibu Hamil. Ilustrasi
Foto: naturalhealthnews
Ibu Hamil. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebahagiaan dirasakan orang tua saat anak-anaknya menjelma menjadi sosok yang sukses. Tak hanya dalam kehidupannya, tetapi juga akhlak mulia yang mereka jalankan di tengah masyarakat. Ibu mempunyai peran penting mengantarkan anak-anaknya ke jenjang kesuksesan.

Menurut Haya binti Mubarok al-Barik dalam bukunya Ensiklopedi Wanita Muslimah, mengatakan, ibu adalah inti di tengah rumah tangga dan masyarakat. Ibu juga pemberi pengaruh yang kuat bagi anak-anak. Baik melalui perkataan, keteladanan, cinta, maupun kasih sayang yang dimilikinya.

Anak-anak biasanya menyerupai ibunya dalam berbagai hal. Jika ibu menjalankan hukum Allah SWT dan memiliki akhlak terpuji, anak-anaknya akan mengikutinya,” kata Haya. Demikian juga sebaliknya. Jika akhlak ibu buruk, anak-anaknya tumbuh dengan sifat-sifat yang buruk pula.

Ia pun mengutip syair menggambarkan kondisi tersebut, Adakah kesempurnaan bisa diharapkan dari anak yang menyusui dari ibu yang tiada sempurna?” Dengan demikian, sangat penting bagi orang tua, terutama ibu, untuk menanamkan kebiasaan baik sesuai ajaran agama kepada anak-anaknya sejak dini.

Sebab, saat usia dini mereka akan menerina pengaruh dari orang-orang dewasa yang dekat dengannya, tentu saja ibu, dan menirunya. Haya menyodorkan satu hadis mengenai begitu besarnya pengaruh orang tua terhadap anaknya. Sebab, mereka berdualah yang menentukan arah hidup anak-anaknya kelak.

Abu Hurairah menyatakan, Rasulullah menyampaikan sabdanya bahwa setiap anak dilahirkan berdasarkan fitrah. Lalu, kedua orang tuanyalah yang membuatnya memeluk agama Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Dengan demikian, kata Haya, seorang ibu dituntut mampu menumbuhkan prinsip dan akhlak Islam dalam diri anak-anaknya.

Dalam konteks ini, Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menegaskan, anak adalah amanat bagi orang tuanya. Si anak bisa menerima bentuk dan corak apa pun yang diinginkan ibu juga ayahnya. Jika anak dibiasakan tumbuh dalam kebaikan, kebaikan itu mengiringinya terus. Pahala kebaikannya juga bisa dinikmati orang tuanya.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement