Rabu 15 Feb 2017 10:35 WIB

Tanwir Muhammadiyah Bahas Kedaulatan dan Keadilan Sosial

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
 Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah akan melaksanakan Tanwir Muhammadiyah di Ambon pada 24 - 26 Februari 2017. Tanwir Muhammadiyah kali ini mengusung tema 'Kedaulatan dan Keadilan Sosial untuk Indonesia Berkemajuan'. Dikabarkan, presiden dan wakil presiden akan hadir pada tanwir tersebut.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, Tanwir Muhammadiyah merupakan sidang permusyawaratan tertinggi di bawah muktamar. Presiden RI Joko Widodo rencananya akan memberi amanat sekaligus membuka Tanwir Muhammadiyah. Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla juga akan memberikan ceramah pada penutupan tanwir.

"Konsen Muhammadiyah isu kedaulatan. Itu isu yang paling krusial karena menyangkut kedaulatan politik, kedaulatan ekonomi, kedaulatan budaya bahkan kedaulatan tanah air dan seluruh sumber daya alam," kata Haedar kepada Republika di Gedung PP Muhammadiyah, kemarin.

Muhammadiyah ingin mengajak seluruh komponen bangsa untuk menegaskan kembali semangat para pendiri bangsa. Republika Indonesia harus sebesar-besarnya dimanfaatkan, digunakan dan dijamin keberadaannya untuk hajat hidup rakyat Indonesia.

 

Haedar mengatakan, negara Indonesia harus tetap menjadi negara yang bebas aktif. Tidak boleh didikte oleh negara mana pun. "Kedaulatan NKRI di darat, air dan udara harus tetap menjadi komitmen kita," ujarnya.

Kemudian soal keadilan sosial, Haedar mengungkapkan, Indonesia punya masalah kesenjangan sosial. Hal tersebut diakui oleh banyak pihak. Bahkan diakui juga oleh pemerintah. Sehingga, Muhammadiyah menilai harus ada langkah-langkah kebijakan imperatif dan terobosan untuk memecahkan masalah kesenjangan sosial.

"Pandangan dari para pendiri bangsa, tidak boleh ada segelintir orang, kelompok orang, golongan yang menguasai dan mengobrak-abrik bangsa ini, yang merugikan masyarakat, yang merugikan mayoritas. Sehingga kalau ini terjadi kita akan menghadapi problem besar," ucapnya.

Haedar menegaskan, Muhammadiyah punya komitmen agar kedaulatan dan keadilan sosial tegak di Indonesia. Muhammadiyah memperkenalkan Islam yang berkemajuan agar menjadi masyarakat yang rasional, objektif, profesional dan maju. Tapi, masyarakat tetap punya prinsip di dalam bertindak dan berperilaku sehingga bisa menjadi contoh baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement