REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berlokasi di Kazan, Tatarstan, Rusia, rumah ibadah umat Islam ini termasuk antik karena telah ada sejak abad ke-16. Sayangnya, Masjid Qolsharif, demikian namanya, sempat terabaikan.
Bahkan, dalam catatan sejarah, pada 1552 masjid ini sempat dirobohkan total. Pengabaian juga terjadi pada masa kekuasaan Uni Soviet. Baru pada 24 Juni 2005 lalu, kompleks ini selesai direnovasi total setelah menempuh waktu pengerjaan 10 tahun lamanya. Seperti dilansir situs religion.info, peresmian Masjid Qolsharif bersamaan dengan perayaan satu milenium usia Kota Kazan.
Ribuan warga Muslim Rusia datang berbondong-bondong dari penjuru negeri. Mereka membanjiri jalan-jalan di sekitar Masjid Qolsharif demi melihat sendiri dan bersyukur lantaran pusat keagamaan dan kebudayaan itu telah berdiri dengan apiknya.
Masjid Qolsharif merupakan masjid terbesar di Rusia. Beberapa sumber bahkan mendaulatnya sebagai yang terbesar di Eropa. Dari segi arsitektur, perpaduan warna biru dan putih mendominasi bangunan Masjid Qolsharif.
Bangunan ini terdiri atas dua lantai. Lantai teratas difungsikan sebagai ruang ibadah, sedangkan lantai bawah untuk ruang pameran tempat menyimpan artefak-artefak historis Islam.
Bangunan utama mampu menampung hingga 1.500 jamaah. Bila bagian depan disertakan, daya tampungnya bisa mencapai 10 ribu orang. Selain itu, Masjid Qolsharif juga memiliki sebuah perpustakaan, dua paviliun, dan sebuah kolam.
Letaknya di tepi Sungai Volga. Bangunan ini mempunyai empat menara yang masing-masing setinggi 57 meter. Menurut Islamic Architecture.info, desain Masjid Qolsharif merujuk pada gaya tradisional Volga Bulgaria.
Kendati begitu, beberapa bagiannya menyerupai corak yang berasal dari zaman Renaisans dan arsitektur Ottoman. Situs World Walk menyebutkan, atap utama masjid ini meniru bentuk mahkota khas kepala-kepala suku Kazan.
Masjid Qolsharif modern dibangun dengan arsitek Latypov, I Saifullin, A Sattarov, dan M Safronov. Pada 2005, beberapa bentuk asli masjid ini tetap dipertahankan.
Misalnya, lantai keramiknya atau lukisan-lukisan kaligrafi yang tergurat dengan teknologi dari abad ke-16. Kemudian, mozaik bergaya Romawi, ukiran-ukiran kayu, pahatan batu pualam, dan jendela kaca berwarna serta bagian dinding luar dari granit.
Ada pula dinding marmer beraneka warna di beberapa titik interiornya. Lantai ruang shalat menggunakan karpet Persia berkualitas tinggi, yang merupakan hibah dari Pemerintah Iran. Masih di ruang dalam, ada lampu kristal yang bergantung anggun pada langit-langit.