Kamis 02 May 2024 12:58 WIB

Rusia Izinkan Pemakaian Foto Berjlbab di Paspor

UU baru ini akan mulai berlaku pada tanggal 5 Mei.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Muhammad Hafil
Masjid di Rusia/ilustrasi
Foto: russia-ic.com
Masjid di Rusia/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW--Kementerian Dalam Negeri Rusia akan mengizinkan pemakaian jilbab dan foto berjilbab di paspor, Rabu (1/5/2024) waktu setempat. Izin ini bagian dari kelonggaran Rusia yang akan melakukan permohonan warga negara asing yang ingin mengajukan permohonan kewarganegaraan.

Dilansir dari Reuters, UU baru ini akan mulai berlaku pada tanggal 5 Mei atau 10 hari setelah diterbitkan. 

Baca Juga

“Dalam kasus di mana keyakinan agama pemohon tidak mengizinkan mereka untuk tampil di depan orang asing tanpa penutup kepala, foto harus disediakan dengan penutup kepala yang tidak menyembunyikan bentuk oval wajahnya,” demikian isi dokumen tersebut.

Dan menurut laporan tersebut, gambar dengan syal yang menutupi seluruh atau sebagian dagu pemohon tidak akan diterima pengajuan paspornya. Sementara itu pihak berwenang telah mengizinkan warga negara Rusia menggunakan foto berhijab saat mengajuman paspor, SIM, izin kerja dan paten.

Aturan baru ini akan memungkinkan umat Islam untuk menjalankan tradisi keagamaan sekaligus memastikan keamanan negara. Sebab wajah, seperti data lainnya, diperlukan agar sistem pemantauan video dapat mengidentifikasi seseorang. Hal itu disampaikan Keamanan Duma Negara dan Anggota Komite Anti-Korupsi Biysultan Khamzaev kepada Russian Parliamentary Gazette.

Selama masa Soviet, semua foto paspor dikirimkan tanpa jilbab dan hijab. Setelah pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991, perempuan Muslim mulai menggunakan foto berhijab hingga tahun 1997, ketika pihak berwenang melarang praktik tersebut. Pada tahun 2003, Mahkamah Agung Rusia memutuskan larangan tersebut melanggar hukum.

Berdasarkan undang-undang tahun 2021, amandemen persyaratan paspor menyatakan bahwa orang yang enggan melepas hijabnya karena alasan keimanan dapat mengirimkan foto dengan penutup kepala.

Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia adalah negara multinasional dan multi-agama yang memperlakukan semua orang dengan hormat. Ia menambahkan bahwa ada 190 kelompok etnis yang tinggal di Rusia beberapa di antaranya diwakili oleh jutaan orang umat Islam.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement