Senin 30 Jan 2017 17:47 WIB

MUI NTB Sebut Ajaran RMA Sesat, Ini Alasannya

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Agung Sasongko
Ruko Rumah Mengenal Alquran (RMA) di Jalan Bung Karno, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diduga sebarkan aliran sesat.
Foto: ROL/M Nusyamsyi
Ruko Rumah Mengenal Alquran (RMA) di Jalan Bung Karno, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diduga sebarkan aliran sesat.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB Syaiful Muslim menegaskan, pengajaran Rumah Mengenal Alquran (RMA) yang digagas SA dinilai telah keluar dari koridor agama Islam. "Yang jelas dia sesat, ajarannya ingkar sunah, dia tidak percaya hadis," ujarnya usai pertemuan tertutup di Mapolda NTB, Senin (30/1).

MUI NTB sejatinya sudah mendorong SA untuk kembali kepada Islam yang sesungguhnya dan bertaubat. Namun, perempuan asal Jawa Timur tersebut mengaku bersikukuh bahwa dia menyampaikan sesuatu yang benar.

"Kita dorong kembali ke Islam yang benar tapi dia tidak mau," lanjutnya.

Selain ingkar sunnah, SA dalam pengamatannya juga tidak menggunakan Alquran dalam bahasa Arab, melainkan hanya melalui terjemahan versi bahasa Indonesia. Syaiful menilai, apa yang dilakukan SA terkesan aneh, lantaran dia dianggap tidak menguasai atau faham Alquran.

Syaiful menambahkan, keanehan lain juga datang dari ucapan salam yang berbeda dengan ucapan salam umat Islam pada umumnya. MUI NTB, ia katakan, melakukan tindakan cepat dengan menyampaikan permasalahan ini ke Polda NTB untuk segera diamankan.

"Kita sampaikan ke Kapolda NtB untuk diamankan biar masyarakat tidak marah, harus diproses hukum. Kita mohon polisi mengurusnya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlalu," paparnya.

Ketua Komisi Fatwa MUI NTB Mutamiudin Ibrahim menegaskan, SA sudah berada di luar Islam lantaran tidak memercayai hadis nabi. Selain itu, SA juga mengajarkan tidak perlu salat dan puasa lantaran dianggap tidak ada dalam Alquran.

"Ia katakan, kita tidak perlu shalat, tidak perlu puasa, karena cara-cara shalat dan puasa itu di hadis, tidak di Alquran," ungkapnya.

(Baca Juga: Keanehan Ajaran RMA)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement