Senin 23 Jan 2017 16:30 WIB

Persatuan Solusi Selesaikan Konflik Umat Islam

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Ibadah haji di Baitullah, simbol persatuan kaum Muslimin (Ilustrasi).
Foto: Antara
Ibadah haji di Baitullah, simbol persatuan kaum Muslimin (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Menteri Urusan Agama dan Kerukunan Antaragama Pakistan Sardar Muhammad Yousaf mengajak semua negara Islam untuk bersatu menyerukan perdamaian dan stabilitas dunia Islam. Adalah tugas negara-negara Islam untuk memerangi indetifikasi Islam dengan eksetrimisme dan kebencian antiIslam.

''Kita haru bersatu untuk menunjukkan Islam yang damai kepada dunia,'' ungkap Yousaf seperti dikutip Pakistan Observer, Senin (23/1).

Yousef mengatakan, Pemerintah Pakistan sudah membetuk Majelis Ulama Mashaikh Pakistan untuk membangun rekonsiliasi mutual dan panduan umat Islam Pakistan menyikapi isu-isu nasional. Majelis Ulama Mashaikh Pakistan ini merupakan wadah yang menyatukan semua ulama dari berbagai mahzab dan diharapkan bisa bersatu untuk sama-sama membimbing umat Islam.

Yousef bahkan mengatakan Pakistan sudah seperti rumah kedua bagi Arab Saudi dan Pakistan akan bersama Arab Saudi dalam berbagai situasi. ''Kami akan melawan konspirasi yang menindas Muslim dan solusinya adalah persatuan,'' kata Yousef.

Menurutnya, persatuan negara-negara Islam merupakan jalan utama menyelesaikan persoalan umat Islam. Ia mengatakan para ulama Dunia Islam punya peran penting mematahkan propaganda Barat memerangi Islam yang menyebut Islam sebagai agama ekstrimis.

Kementerian Urusan Agama dan Kerukunana Antar Umar Beragama Pakistan juga membersamai Tentara Pakistan dan upaya mereka memerangi terorisme. Langkah Pakistan ini juga diakui dunia.

Ketua Dewan Perwakilan Pakistan, Raja Zafar-ul-Haq mengatakan Pemerintah Pakistan bertekad menyapu bersih terorisme dari Pakistan. ''Islam itu agama damai, harmoni, dan rukun. Tak ada tempat bagi terorisme dalam Islam,'' kata Zafar-ul-Haq.

Menurutnya, perlu ada forum bersama Dunia Islam untuk menyelesaikan berbagai konflik umat Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement