Senin 23 Jan 2017 04:23 WIB

Sukarno Utang Nyawa kepada Tentara Islam

Presiden Sukarno berbicara di depan rakyat pada 1946.
Foto:
Veteran tentara Gurkha.

Dalam perang India melawan Pakistan pada 1965, Presiden Sukarno mengirimkan kekuatan armada Angkatan Laut Indonesia untuk membantu Pakistan melawan India yang lebih kuat dalam persenjataannya.

Mengetahui Indonesia mengirimkan dua kapal selam dan patrol kapal perang di selatan Pakistan, India kecewa dan berpikir ulang untuk berkonfrontasi dengan Pakistan. 
Sebab kekuatan militer Indonesia saat itu termasuk yang diperhitungkan dunia. Belanda saja takut dan hengkang dari Irian Barat, apalagi India. Begitulah kira-kira konstalasi kekuatan militer dunia era tersebut.

Sebenarnya bukan semata-mata membela Pakistan, tetapi Sukarno juga sedang menggertak India yang memiliki perbatasan laut dengan Indonesia. India takut, Pulau Nicobar yang memiliki batas maritim dengan landas kontinen yang terletak pada titik-titik koordinat tertentu di kawasan perairan Samudera Hindia dan Laut Andaman, akan dicaplok Indonesia.

Sikap Sukarno tersebut sangat membekas dan membuat sakit hati pendiri negara India, Jawaharlal Nehru . Padahal, Pesiden Sukarno bersama Josep Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), U Nu (Birma), Mochamad Ali Jinnah (Pakistan), dan Nehru (India) adalah tokoh-tokoh besar di balik Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, pada 1955. KAA merupakan cikal bakal Gerakan Non Blok (GNB), penentang Blok Barat pimpinan Amerika Serikat dan Blok Timur pimpinan Uni Soviet.

Maka tidak heran ketika pada 2011 melakukan liputan ke India, penulis sama sekali tidak melihat nama jalan Sukarno di Negeri Nehru tersebut. Berbeda dengan di Pakistan yang begitu menghormati Bung Karno. Ada dua tempat di Pakistan yang dinamai Soekarno Square Khyber Bazar di Peshawar, dan Soekarno Bazar, di Lahore. Penamaan ini tidak lepas dari sepak terjang kedua negara.

Begitu juga di museum-museum India, nyaris foto Presiden Sukarno hanya berupa foto-foto kecil berukuran 5x 10 cm. Seperti dilupakan begitu saja peran Indonesia untuk India. 
Indonesia sebenarnya bukan tidak pernah membantu India. Bahkan dalam kondisi di kepung Belanda, pada 1946, Indonesia melakukan diplomasi beras. Mengirimkan 500 ton beras untuk membantu India, negeri dengan mayoritas penduduk beragama Hindu. Padahal saat itu Indonesia juga sedang krisis ekonomi yang parah.

India pun membalas jasa Indonesia dengan cara mengusir kapal-kapal Belanda di pelabuhan India. Kapal-kapal itu diketahui membawa tentara Belanda yang akan menyerang Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement