Jumat 20 Jan 2017 18:46 WIB
Belajar Kitab

As Syakwa Wa Al Itab, Mengelola Potensi Individu

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Kitab Kuning
Foto:
Perbudakan zaman jahiliyah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam bukunya ini, murid dari ulama ternama, Abu Bakar al-Khawarizmi tersebut, menyajikan teks-teks keagamaan terkait sebuah teguran pada bab pertama. Menurut dia, sebagaimana yang terdapat di hadis riwayat Anas bin Malik RA, Rasulullah tidak pernah menegur—dalam konotasi negatif—selama ia tinggal dan membaktikan diri kepada Rasulullah.

“Saya mengabdi kepada Rasulullah selama 10 tahun. Beliau tidak pernah berkata ‘uff’ , tidak pernah mencela apa yang dibuat, dan tidak pernah marah,” kata Anas yang dijuluki Khadim ar-Rasul (pembantu Rasulullah).

Riwayat lain menyebutkan, kesalahan apa pun yang diperbuat tak sepantasnya disebarluaskan, sekalipun pelanggaran yang dilakukan adalah zina. “Jika pembantu perempuan kalian berzina, berlakukanlah had, dan janganlah kalian mempermalukannya (di hadapan publik),” demikian sabda Rasulullah.

Menurut Abu Ad Darda’—seperti dinukil Ats Tsa’alabi — teguran santun di kondisi tertentu tetap dibutuhkan, tanpa menghilangkan arti sebuah hubungan atau mungkin, menafikan estetika pergaulan. Dengan teguran-teguran ‘bersahabat’ itu, diharapkan mampu mempertahankan hubungan yang telah terjalin apik.

Menegur saudara lebih mudah diban dingkan kehilangan mereka,” kata Abu Ad Darda’. Teguran harus menjadi prosedur pertama yang lazim dijalani sebelum dijatuhkan sanksi. Hal ini seperti dikutip dari Aus bin Haritsah. Ia pernah berkata kepada salah satu anaknya, “Teguran sebelum hukuman.”

Ats Tsa’alabi mengutip pula beberapa teks yang menegaskan pentingnya memperlakukan para budak dengan baik. Hadis riwayat Ali bin Abi Thalib menyebutkan kedudukan seorang budak di mata Allah. Budak ahli ibadah dan mampu memberikan nasihat yang baik untuk tuannya, dijanjikan- Nya termasuk salah satu golongan yang pertama kali masuk surga, selain para syahid.

Wasiat berinteraksi yang baik kepada para budak juga ditegaskan oleh Rasulullah di akhir khotbahnya saat haji wada’. “Shalat, shalat, dan takutlah kalian atas Allah terhadap para budak,” kata Rasulullah di penggalan khotbah terakhir Beliau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement