Senin 09 Jan 2017 09:00 WIB

Bencana Peradaban: Hancurnya Aleppo karena Perang

Rep: Hasanul Rizqa/Marniati/ Red: Agung Sasongko
Para pengungsi warga Kota Aleppo, Suriah.
Foto: AP
Para pengungsi warga Kota Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak 1986, Badan PBB untuk Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO) memasukkan kota tua Aleppo dalam daftar Warisan Budaya Dunia. Pada 2006 Aleppo dianugerahi titel sebagai Ibu Kota Kebudayaan Islam. Itu setelah pelbagai upaya restorasi situs bersejarah berhasil dilakukan. 

Kota tua Aleppo adalah pusat kota bersejarah Aleppo, Suriah. Banyak distrik kota kuno yang dasarnya tidak berubah sejak pembangunannya pada abad ke-12 hingga ke-16.

Kota ini juga menjadi sasaran invasi konstan dan ketidakstabilan politik. Akibatnya, penduduk dipaksa membangun kota secara mandiri. Masing-masing distrik ditandai dengan karakteristik agama dan etnis penghuninya. Dilansir dari whc.unesco.org, situs-situs bersejarah di kota ini dilindungi oleh Undang-Undang Antiquities yang dikelola oleh Direktorat Purbakala dan Museum (DGAM).

Pada 1992, proyek rehabilitasi dari kota kuno Aleppo didirikan di bawah pimpinan Kotamadya Aleppo yang bekerja sama dengan lembaga internasional. Pada 1999, Direktorat Kota Kuno Aleppo didirikan untuk memandu rehabilitasi kota tua.

Direktorat ini meliputi penelitian dan perencanaan, izin dan pemonitoran, dan pelaksanaan serta pemeliharaan. Pembangunan kota dilakukan di bawah Program Berkelanjutan Pembangunan Perkotaan di Suriah (UDP), suatu usaha bersama antara badan-badan internasional, Kementerian Administrasi Lokal dan Lingkungan Suriah, dan beberapa lembaga mitra Suriah lainnya.

Program ini mempromosikan kapasitas pengelolaan perkotaan yang berkelanjutan dan pembangunan di tingkat nasional dan kota, termasuk dukungan lebih lanjut untuk rehabilitasi Kota Tua (The Old City of Aleppo).

Sayangnya, ulah tangan manusia telah meluluhlantakkan jejak-jejak peradaban yang teramat bernilai itu. Sejak 2012, begitu banyak situs arsitektur di Suriah yang hancur akibat perang saudara. Aleppo sendiri kehilangan banyak bangunan klasik dan modern yang nilai historisnya tidak mungkin lagi bisa dipulihkan.

Banyak bangunan dari Abad Pertengahan di kota kuno ini hancur atau dibakar sebagai akibat dari bentrokan antara tentara Arab Suriah dan pasukan pemberontak dari Jabhat al-Nusra, yang dikenal dengan pertempuran Aleppo.

Sungguh bencana bagi peradaban. Masjid Agung Umayyah, misalnya, kini mengalami kerusakan parah. Menara, bagian halaman, tembok, dan ruang utamanya sudah rata dengan tanah. Seharusnya generasi selanjutnya mampu memelihara warisan dari generasi Islam terdahulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement