REPUBLIKA.CO.ID, Aleppo memiliki sejarah yang merentang begitu panjang, sejak abad sebelum masehi hingga era kejayaan Islam.
Dalam artikel kolaboratifnya, “Umayyad Mosque in Aleppo Yesterday, Today, and Tomorrow” (2014), Rami Alafandi dan Asiah Abdul Rahim, menjelaskan sumber naskah tertulis warisan bangsa Sumeria ribuan tahun sebelum Masehi (SM) memuat nama permukiman “Halabu”—yang diduga merupakan asal nama “Aleppo”. Beberapa sumber bahkan menyebut, Aleppo sudah dihuni sejak enam ribu tahun SM.
Pada 233 tahun SM, penguasa Yunani, Seleucus Nikator mengambil alih kota tersebut dan mendirikan situs peradaban. Jauh sesudahnya, peradaban Islam masuk dan membuat beragam bangunan megah bernilai seni tinggi, semisal masjid, madrasah, pemondokan, pasar, rumah sakit, permanidan umum, dan pelbagai fasilitas publik lainnya. Aleppo lantas menjadi salah satu kota termasyhur di Timur Tengah. Ia menjadi salah satu pelabuhan penting bagi perniagaan global dalam Jalur Sutra.
Mustafa Murrad dalam Kisah Hidup Umar bin Khattab menjelaskan, kota Aleppo berdiri di atas bukit tinggi dan terjal, dikelilingi benteng yang kukuh. Aleppo dibangun oleh Kerajaan Amoria pada 1600 SM, sekaligus menjadikannya sebagai ibu kota. Setelah kejatuhan kerajaan Amoria, Aleppo kemudian dikuasai secara bergantian oleh Suriah, Persia, Yunani, Romawi lalu Arab-Islam.
Penaklukan Islam atas Alepoo terbilang sangat sulit. Selain berada di atas bukit terjal dan dikelilingi benteng, gerbang kota Aleppo hanya ada satu, yakni dari arah depan. Pada masa khalifah Umar Bin Khattab, pasukan yag dipimpin oleh Abu Ubaidah menaklukan Aleppo.
Setelah sekian hari dikepung pada suatu malam yang gelap, beberapa pasukan Islam memanjat tembok benteng. Mereka berhasil menyelinap dan memasuki bagian dalam benteng. Pasukan Islam yang telah berada di depan pintu gerbang secara diam-diam segera memasuki gerbang. Pecahlah pertempuran antara kedua belah pihak.
Pertempuran berlanjut hingga hari beranjak siang dan akhirnya dimenangkan oleh pihak Islam. Korban pada pihak Bizantium lebih banyak, dan Vartanius, panglima Byzantium yang berusaha untuk mempertahankan Aleppo itu pun tewas.
Pertempuran kota benteng Aleppo juga tercatat sebagai pertempuran kota benteng tersengit kedua dalam sejarah penaklukan Islam, setelah penaklukan kota-benteng Yahudi-Arab di Khaibar pada masa Rasulullah (628 M).