Jumat 06 Jan 2017 16:40 WIB

Imam Besar Istiqlal: Jangan Pandang Enteng Hoax

 Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar (kanan) bersama Ketua DP MUI Din Syamsuddin saat menghadiri Rapat Pleno ke-7 Dewan Pertimbangan MUI di Jakarta, Rabu (20/4).(Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar (kanan) bersama Ketua DP MUI Din Syamsuddin saat menghadiri Rapat Pleno ke-7 Dewan Pertimbangan MUI di Jakarta, Rabu (20/4).(Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar menilai berita bohong atau lebih populer disebut hoax tidak bisa lagi dipandang enteng karena jika penggunaannya di media sosial dibiarkan dapat menghancurkan suatu negara.

Hoax yang dalam arti umum dapat dimaknai sebagai berita atau informasi bohong dengan maksud mengakali pembaca/pendengar untuk mempercayainya, sesungguhnya merupakan fitnah, kata Nasaruddin Umar kepada Antara seusai menyampaikan khatib Jumat di Masjid Istiqlal Jakarta.

"Jelas saja informasi berisi kebohongan tentu mengandung fitnah. Kita tahu, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dari sisi negara, jelas saja fitnah atau hoax itu bisa menghancurkan suatu negara," katanya.

Penggunaan media sosial, bagi siapa pun pelakunya, hendaknya dilakukan dengan bijaksana. Hindari menyampaikan informasi berisi fitnah. Karena itu ia menyambut gembira jika pemerintah mengatur penggunaan media sosial tanpa harus merugikan kemerdekaan menyatakan pendapat atau berekspresi.

Namun di sisi lain ia pun berharap pemerintah pun tidak lantas buru-buru membredel situs Islam yang produktif. Jangan dibredel media sosial berisi informasi penting dan bermanfaat bagi umat. Namun jika menyesatkan dan berisi kebencian, bisa saja hal itu dilakukan.

"Jika ada laporan dari warga tentang media sosial berisi fitnah, harus cermat ditangani," ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement